8 Tantangan Program Koperasi Merah Putih Hasil Mitigasi Kemenkop


Menteri Koperasi Budi Arie dalam Rapat Kerja (Raker) Kemenkop dengan Komite IV DPD RI, Jakarta, Rabu (14/5/2025). ANTARA/HO-Kemenkop
MerahPutih.com - Pemerintah Presiden Prabowo tengah menggagas pembentukan sekitar 80.000 Koperasi Desa (kopdes) Merah Putih di seluruh Indonesia. Tiap koperasi itu nantinya akan mengelola modal pinjaman awal dari pemerintah maksimal hingga Rp 3 miliar. Angka yang tidak bisa dibilang kecil untuk saat ini.
Untuk itu, Kementerian Koperasi tengah memetakan strategi mitigasi risiko dari tantangan dalam pembentukan Kopdes Merah Putih, guna meminimalisasi tingkat kegagalan atau fraud dari pengelolaan dan pengoperasian koperasi. Hasilnya, terdapat delapan tantangan utama dalam pembentukan Kopdes Merah Putih.
"Pembangunan Kopdes/Kel Merah Putih ini kita percepat tapi untuk operasional kita harus hati-hati dan tidak menghilangkan aspek prudent termasuk menyiapkan mitigasi risiko," kata Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, dalam siaran persnya, Kamis (15/5).
Baca juga:
Modal Awal Koperasi Merah Putih dari Negara Maksimal Rp 3 Miliar, Tenor Balik 6 Tahun
Menurut Budi, diperlukan strategi dan peta jalan yang jelas dan tegas untuk mengatasi delapan kendala utama program nasional Koperasi Merah Putih. Menkop menambahkan telah menyiapkan langkah mitigasi bersama jajarannya.
"Kita akan menggunakan sistem (teknologi) untuk memitigasi risiko kerugian atau fraud dari Kopdes/ Kel Merah Putih. Saya optimis kalau sistem diperkuat masalah fraud bisa diatasi sehingga peningkatan SDM, sistem pengelolaan dan kelembagaan koperasi menjadi hal yang sangat utama untuk diperhatikan," ungkap Muni, sapaan akrabnya, dikutip Antara.
Berikut 8 Kendala Program Koperasi Merah Putih Hasil Mitigasi Kemenkop:
- Partisipasi dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya berkoperasi masih minim, tercermin dari rendahnya angka keanggotaan.
- Citra negatif koperasi di mata publik akibat kasus koperasi bermasalah dan pinjaman daring ilegal yang mengatasnamakan koperasi.
- Kurangnya adaptasi koperasi terhadap teknologi.
- Perbedaan skala ekonomi dan potensi antar desa.
- Disparitas kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di berbagai desa.
- Potensi adanya praktik elite capture dalam pembentukan dan pengelolaan Koperasi Desa Merah Putih
- Risiko fraud akibat pengelolaan yang tidak profesional.
- Tantangan terkait keberlanjutan lembaga dan usaha koperasi di masa depan.
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Rp 16 Triliun APBN Digelontorkan ke Bank, Koperasi Merah Putih Sudah Bisa Ajukan Pinjaman

AHY Ungkap Rahasia di Balik Program Koperasi Prabowo! Jutaan Warga Bisa Langsung Kaya Mendadak

Menilik Koperasi Pemulung Berdaya Daur Ulang 120 Ton Sampah Botol Plastik Jadi Bernilai Ekonomis

Rp 457,5 Triliun Sisa Anggaran Lebih Negara Bakal Dijadikan Modal Koperasi Merah Putih

Ingat Ya! Utang Piutang Koperasi Masuk Ranah Perdata, Debt Collector Auto Minggir

Obat Diproduksi TNI Bakal Dijual di Koperasi Merah Putih

Gerindra Jamin Koperasi Merah Putih akan Jadi Kunci Utama Desa Bakal Sejahtera

DPR Ingatkan Pengawasan Ketat Koperasi Merah Putih, Bisa Bikin Usaha Efisien

ID Food Jadi Pemasok Kebutuhan Pokok Koperasi Merah Putuh, Uji Coba di 108 Titik

Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
