6 Efek Buruk Menggunakan Kipas Angin Nonstop ketika Tidur

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Jumat, 06 September 2024
6 Efek Buruk Menggunakan Kipas Angin Nonstop ketika Tidur

Banyak orang yang mengandalkan kipas angin untuk tidur di malam hari. (Foto: Pexel/Alireza Kaviani)

Ukuran:
14
Audio:

Merahputih.com - Ada enam dampak buruk menggunakan kipas angin secara tidak henti ketika tidur. Hal tersebut berdampak pada kualitas hidup seseorang. Menggunakan kipas angin menjadi pilihan moderat bagi beberapa orang, ditinjau dari segi ekonomis dan fungsinya.

Pasalnya, penggunaan kipas angin dianggap lebih murah listrik dan biaya untuk membelinya lebih terjangkau, tidak perlu perawatan khusus sampai tingkat kesejukannya masih bisa ditolerir.

Masalahnya, pertimbangan tersebut belum lepas dari risiko masalah kesehatan. Misalnya saja risiko masuk angin.

Baca juga:

Sebaiknya Hindari Tidur Sore, Nanti Bisa Depresi

Dilansir dari berbagai sumber, menggunakan kipas nonstop saat tidur dapat menimbulkan enam risiko kondisi seperti berikut:

1. Dehidrasi dan Hipotermi

Suhu tubuh bisa menurun drastis saat terkena angin dingin dari kipas angin, yang berpotensi menyebabkan dehidrasi dan hipotermi. Walaupun potensi hipotermia sangat kecil, tapi kondisi ini perlu diwaspadai.

2. Kekurangan Oksigen

Arah angin yang langsung diarahkan langsung ke wajah tidak baik untuk kesehatan. Pasalnya dapat memicu seseorang mengalami kekurangan oksigen.

Hal tersebut bisa terjadi karena angin yang dihasilkan oleh kipas berupa karbon dioksida, yang dapat menghambat tubuh mendapatkan oksigen yang cukup.

Baca juga:

Lakukan Ini jika Tidur Tidak Memenuhi Waktu yang Dibutuhkan Tubuh

3. Menimbulkan Alergi

Kipas angin biasanya mengikat debu pada bagian baling-balingnya. Jika tidak dibersihkan dapat menyebarkan debu halus yang besar kemungkinan terhirup tubuh.

Kondisi itukah yang memicu adanya alergen. Bentuk reaksi elergen berbagai macam, namun biasanya tubuh selalu bersin, ingusan, mata berair, tenggorokan gatal, serta gangguan pernapasan, terutama bagi penderita asma dan alergi.

Alergen-alergen ini bisa sangat berbahaya bagi mereka yang memiliki kondisi pernapasan kronis.

4. Mata dan Kulit Kering

Paparan angin dari kipas angin selama tidur dapat membuat mata dan kulit menjadi kering. Mata yang kering rentan lama lama iritasi, sedangkan kulit kering dapat memperburuk kondisi seperti eksim dan psoriasis.

Baca juga:

Posisi Tidur yang Dianjurkan untuk Pasien Gagal Jantung

5. Risiko Bell’s Palsy

Kipas angin diyakini memicu kondisi Bell’s Palsy, yaitu kelumpuhan pada sistem saraf wajah yang menyebabkan pembengkakan di area tertentu wajah, sehingga sulit untuk berekspresi, seperti tersenyum atau tertawa.

Mencegah kondisi ini perhatikan penggunaan kipas angin, termasuk kebiasaan tidur dengan kipas angin menyala semalaman.

Akan lebih baik jika kipas angin dengan berbagai fitur. Coba kipas angin dengan fitur pengaturan waktu. Sehingga kipas angin tidak hidup terus semalaman.

6. Nyeri Otot dan Pegal Linu

Udara dingin dari kipas angin bisa menyebabkan otot-otot tubuh menegang dan kram, terutama jika diarahkan ke wajah dan leher. (Tka)

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan