500 Hari Kasus Novel, Istri Munir: Polisi Tak Punya Niat, Takut kepada Penjahat


Suciwati, istri mendiang aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Munir Said Thalib Foto: (MP/Ponco Sulaksono)
MerahPutih.Com - Suciwati, istri mendiang Aktivis HAM Munir menyesalkan sikap Polri yang tak kunjung berani mengungkap kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Terlebih kasus tersebut sudah menginjak usai 500 hari.
"500 hari Novel Baswedan dia diserang sebagai seorang pejuang anti korupsi dan kasusnya masih gelap tidak ada satu pun pelakunya di bawa ke pengadilan," kata Suciwati di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (1/11).
"Dan sama halnya dengan kasus suami saya Munir sudah 14 tahun belum satu pun dalangnya dibawa ke pengadilan. Bahkan pelaku lapangannya sudah bebas," kata Suciwati menambahkan.
Suciwati menyebut kasus kekerasan yang menimpa Novel Baswedan merupakan tantangan berat bagi korps Bhayangkara. Dia menduga Polisi tidak memiliki keberanian untuk mengungkap kasus tersebut.

"Apa karena mereka tunduk pada penjahat, pada pelakunya atau mereka memang tidak punya martabat membiarkan para penjahat itu berkuasa. Atau begitu sibuknya sehingga kasus-kasus yang penting itu justru diabaikan," tegas Suciwati.
Suciwati sudah 14 tahun menuntut keadilan agar kasus pembunuhan Munir dapat dituntaskan. Hal itu, kata dia, bukan semata karena Munir adalah suaminya, namun agar tidak terjadi lagi penyerangan terhadap orang-orang yang bicara soal keadilan.
"Maka 14 tahun saya tidak henti untuk terus bicara bahwa dalangnya harus dibawa ke penjara, dalangnya harus dibawa ke pengadilan. Saya minta polisi bekerja dengan profesional jangan karena ketakutan dia jadi tidak profesional sehingga dia tidak bisa menginvestigasi, tidak tahu apa-apa ilmunya jadi tumpul," bebernya.
Lebih lanjut Suciwati berharap Presiden Joko Widodo mengambil langkah nyata agar sejumlah kasus kekerasan terhadap pejuang kemanusiaan dan anti korupsi dapat segera menemukan titik terang.
"Saya berharap juga presidennya tidak diam ketika tahu bahwa ada penyerangan yang terus menerus secara massif. Saya pikir massif karena ada kriminalisasi, penyerangan secara fisik kepada teman teman para pejuang hak asasi manusia dan anti korupsi," pungkasnya.(Pon)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Terungkap, Taufik Kurniawan Ternyata Sudah Dua Kali Mangkir dari Panggilan KPK
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Mensesneg Susun Formasi Tim Komite Reformasi Polri, Bakal Segera Bekerja

Begini Kata Menko Polkam Djamari Chaniago Soal Desakan Reformasi Polri

Disebut Calon Terkuat Kapolri Gantikan Jenderal Listyo Sigit, Komjen Suyudi Malah Pilih Fokus Bekerja

Setelah Penangkapan para Perusuh, Polda Metro Bantah Rumor Incar para Pendemo untuk Dipidana

Aksi Unjuk Rasa Tolak Reformasi Polri di Depan Gedung DPR Jakarta

Sosok Kapolri Baru Pilihan Prabowo Disebut Lebih Muda daripada Jenderal Listyo Sigit, Pengamat Intelijen Ibaratkan Sistem ‘Urut Kacang’

Prabowo Mau Reformasi Polri, SETARA Institute yakin Citra Negatif Polisi Bisa Terkikis

Polda Metro Sebar Kontak Telepon ‘Posko Orang Hilang’, Terima Laporan Anggota Keluarga atau Kerabat yang tak Ada Kabar

27 Perwira Tinggi Polri Naik Pangkat, Karyoto hingga Suyudi Jadi Komjen

Komisi Khusus Bakal Dibentuk, Presiden Prabowo Segera Reformasi Total Institusi Kepolisian
