3 Tanda Kamu Kelebihan Gula, Segera Batasi Asupannya

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 25 September 2024
3 Tanda Kamu Kelebihan Gula, Segera Batasi Asupannya

Ilustrasi gula. (Pexel/Suzy Hazelwood)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Konsumsi gula harian harus dibatasi agar risiko terkena berbagai penyakit, terutama diabetes, berkurang. Asosiasi Jantung Amerika merekomendasikan agar perempuan mengonsumsi tidak lebih dari enam sendok teh gula sehari.

Sementara untuk pria, paling banyak hanya direkomendasikan mengonsumsi gula sebanyak sembilan sendok teh. Ini berarti tidak lebih dari 25-36 gram atau sekitar 100-150 kalori gula sehari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan mengonsumsi gula maksimal 50 gram, tetapi sebaiknya tidak lebih dari 25 gram gula per hari. Pertanyaannya, apakah konsumsi gula kamu sekarang ini sudah berlebihan?

Laman Vogue memaparkan tiga tanda tubuh kamu sudah kelebihan mengonsumsi gula, antara lain:

Baca juga:

Sarapan Sehat untuk Bantu Kontrol Kadar Gula Darah

1. Berat badan naik dan rasa lapar terus menerus

Bukan rahasia lagi bahwa gula mengandung banyak kalori. Namun, ada alasan lain mengapa gula membuat berat badan bertambah cepat.

"Jika Anda makan terlalu banyak gula, Anda akan terus-menerus merasa lapar," kata Dr. Lela Ahlemann, spesialis dermatologi, flebologi, proktologi, dan kedokteran nutrisi.

Gula meningkatkan kadar glukosa darah dalam jangka pendek, tetapi tidak memiliki efek mengenyangkan yang bertahan lama karena kurangnya serat.

"Rasa lapar yang terus-menerus dan makan terus-menerus yang diakibatkannya pada akhirnya menyebabkan penambahan berat badan."

Baca juga:

Penderita Kanker Harus Batasi Konsumsi Gula Pasir

2. Jerawat

Saat kita mengonsumsi gula, tidak hanya kadar insulin yang meningkat, tetapi juga hormon dalam darah yang disebut faktor pertumbuhan mirip insulin 1, atau disingkat IGF-1. Insulin, IGF-1 merangsang kelenjar sebasea dan keratinisasi berlebihan di area kelenjar sebasea. "Yang menyebabkan kelenjar tersebut tersumbat dan menyebabkan jerawat serta peradangan," katanya.

3. Keinginan dan perubahan suasana hati

Peningkatan kadar glukosa yang tinggi dalam darah menyebabkan pelepasan insulin. Kondisi ini sering kali begitu kuat, sehingga gula darah tidak turun ke tingkat normal, tetapi di bawah 'tingkat dasar'.

"Sehingga Anda mengalami hipoglikemia relatif, dan ini menyebabkan keinginan makan. Pada beberapa orang, ini juga menyebabkan perubahan suasana hati dan mudah marah." (ikh)

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Bagikan