3 Aspek Penting untuk Bangun Startup


Perusahaan rintisan baru kesulitan meyakinkan investor untuk menyediakan pendanaan. (Foto: Unsplash/Priscilla Du Preez)
DI zaman sekarang ini, sudah banyak startup menjamur di Indonesia. Oleh karena itu, riset dari Asian Development Bank memberikan tiga aspek yang dapat ditingkatkan untuk mengembangkan ekosistem perusahaan rintisan di Indonesia.
Riset yang berkolaborasi dengan lembaga penelitian SMERU itu menunjukkan perusahaan rintisan berorientasi pembangunan di Indonesia akan diuntungkan dengan pengembangan ekosistemnya untuk mewujudkan potensi mereka dan berkontribusi pada pembangunan negara.
Sementara fintech dan e-commerce mendominasi ekosistem digital di Indonesia, sedangkan perusahaan rintisan yang berfokus di area seperti pendidikan, kesehatan, agrikultur dan teknologi ramah lingkungan berkembang kurang pesat berdasarkan studi Indonesia's Technology Startups: Voices From the Ecosystem.
Baca juga:

Dilansir ANTARA, inovasi-inovasi perusahaan rintisan ini akan berdampak tinggi terhadap pembangunan seperti perbaikan kesehatan dan kesejahteraan, pekerjaan, dan solusi iklim. Namun, mereka dianggap berisiko oleh investor dan lembaga keuangan yang ada selama ini.
Menurut studi tersebut, ada tiga aspek yang dapat difokuskan untuk meningkatkan ekosistem perusahaan rintisan, meliputi kualitas inkubator dan akselerator, akses keuangna untuk perusahaan rintisan tahap awal, dan pengembangan bakat.
Inkubator dan akselerator dapat memperoleh manfaat dari staf yang lebih baik, terutama karyawan dengan pengetahuan bisnis yang lebih banyak, dan mentor dengan keahlian dan pengalaman sektor.
Baca Juga:

Perusahaan rintisan baru kesulitan meyakinkan investor untuk menyediakan pendanaan, menyoroti pentingnya untuk menemukan dan mengembangkan sumber modal dan dukungan alternatif.
Menemukan bakat yang baik juga menjadi tantangan karena pasokan yang sedikit dan persaingan dari perusahaan besar dalam upaya perekrutan. Ini tentu selain dari kebutuhan untuk distribusi dukungan geografis yang lebih baik.
"Pemain kunci dan program terkonsentrasi di Jawa khususnya di Jakarta dan di Bali, sementara daerah lain kurang terlayani,” ucap Peneliti Senior SMERU Research Institute dan penulis utama laporan, Palmira Permata Bachtiar.
Palmira menambahkan akan lebih baik jika memikirkan satu ekosistem nasional dan sebagai gantinya mempertimbangkan beberapa ekosistem kota dan lokal yang melayani perusahaan rintisan terdekat. (and)
Baca Juga:
Ragam Kuliner Unik Negeri Aing Memiliki Nama Binatang
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Startup AI DeepSeek Dituding Bantu Militer China dan Gunakan Perusahaan Cangkang Asia Tenggara

Indonesia Jadi Negara Paling Dinamis Buat Perkembangan Startup

Transaksi Pakai QRIS Masih Terkonsentrasi di Pulau Jawa

OJK Cabut Izin Puluhan Fintech

Kemenkop UKM Fasilitasi 180 Startup Perkuat Model Bisnis

Indonesia Raih 5 Penghargaan ASEAN Digital Awards 2024

Kerja Sama Ekonomi Lintas Sektor Perluas Inklusi Keuangan 2024

DANA Bicara Tentang Manfaat Fintech dalam World Economic Forum 2024

Fintech Lending Bikin UMKM Indonesia Makin Berkibar

Fintech Dorong Digitalisasi UMKM untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional
