Whoosh Angkut 21 Ribu Penumpang Saat Puncak Masa Libur Lebaran 2024

Selasa, 16 April 2024 - Angga Yudha Pratama

MerahPutih.com - Jumlah penumpang Kereta Cepat Whoosh pada masa libur Lebaran 2024 mencapai puncaknya pada Senin (15/4) kemarin. Jumlah penumpang yang menggunakan Whoosh mencapai sekitar 21.500 penumpang.

GM Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa menjelaskan lebih dari 65 persen atau 14 ribu penumpang yang melakukan perjalanan pada Senin (15/4) itu merupakan penumpang dengan relasi Padalarang maupun Tegalluar menuju Halim.

Baca juga:

Arus Balik Lebaran, Jumlah Penumpang Whoosh Diprediksi Tembus 20 Ribu

Tingginya jumlah penumpang tersebut bertepatan dengan berakhirnya masa libur lebaran yang ditetapkan pemerintah.

"Meski terjadi peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan hari-hari biasa, seluruh pelayanan di stasiun dan kereta pada momen tersebut berjalan dengan selamat, aman, lancar, dan terkendali," ujar Eva di Jakarta, Selasa (16/4).

Pada momen puncak arus balik rata-rata okupansi perjalanan Whoosh menuju Stasiun Halim menyentuh angka 89 persen.

“Adapun seluruh jadwal mulai 14.00 WIB sampai 20.30 WIB seluruh tempat duduknya habis terjual 100 persen,” ungkap dia.

Baca juga:

Kereta Cepat Whoosh Bantah Alami Kebocoran Gerbong

Lalu, 9.500 penumpang menggunakan Whoosh dari Stasiun Padalarang, sedangkan 4.500 sisanya memilih menggunakan Whoosh dari Stasiun Tegalluar.

Tingginya penumpang Whoosh dari Stasiun Padalarang ini dikarenakan konektivitasnya dengan Stasiun Bandung melalui perjalanan KA Feeder.

Eva menambahkan, meskipun puncak arus balik pada angkutan Lebaran sudah terlewati, KCIC
tetap mengoperasikan 12 perjalanan tambahan hingga 18 April 2024.

Baca juga:

Penumpang Kereta Cepat Whoosh Melonjak saat Periode Lebaran 2024

Melalui data pemesanan tiket hingga akhir pekan ini volume penumpang juga masih terlihat cukup tinggi jika dibandingkan hari biasa.

Perjalanan tambahan masih diberlakukan untuk mengantisipasi penumpang yang menunda melakukan perjalanan arus balik sesuai dengan kebijakan pemerintah.

“Dengan banyaknya jumlah perjalanan, penumpang bisa lebih fleksibel dalam membuat rencana perjalanan,” tutup Eva.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan