Warga Pulau Cangkir Berharap Rezeki dari Peziarah
Rabu, 23 November 2016 -
MeraPutih Wisata - Warga Kampung Pulau Cangkir, Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang bertahan hidup dengan berharap adanya pengunjung yang berziarah, atau sekadar ingin melihat sisa-sisa indahnya panorama pantai yang sebagian wilayahnya sudah tergerus oleh abrasi.
Dalam mengais rezeki dari pengunjung dan peziarah di makam keramat Pangeran Jaga Lautan, warga Kampung Pulau Cangkir mengandalkan profesi berjualan. Mulai dari berjualan ikan asin, teri, rebon, serta terasi.
"Kita hanya berharap dari para peziarah dan pengunjung yang datang, mau membeli ikan asin atau terasi yang kita jual, buat oleh-oleh," ujar Sulastri, salah seorang pedagang terasi dan ikan asin di Kampung Pulau Cangkir kepada merahputih.com, Selasa (22/11).
Pedagang ikan asin di Pulau Cangkir. (Foto: MerahPutih/Widi Hatmoko)
Akibat semakin berkurangnya penghasilan dari menjual ikan asin, terasi, rebon, dan teri, sebagian warga juga sudah mulai berjualan aksesoris atau pakaian untuk oleh-oleh para pengunjung. Selain itu, warga juga membuat warung-warung yang menyediakan makanan laut atau seafood. Namun demikian, untuk penjual seafood hanya buka pada saat hari libur dan hari besar seperti Idulfitri.
"Kalau masih berjualan barang yang sama, sekarang jarang laku. Makanya sekarang banyak yang berjualan aksesoris sama pakaian. Sebagian lagi jualan makanan. Tapi kalau makanan kan enggak setiap hari buka, paling kalau pas liburan atau pas Lebaran, kan rame itu mah," katanya.
Pedagang pakaian di Pulau Cangkir. (Foto: MerahPutih/Widi Hatmoko)
Warga yang menghuni Kampung Pulau Cangkir ini juga berbeda dengan warga kampung lainnya di wilayah Kecamatan Keronjo. Warga lain sebagian besar bertani tambak atau hidup sebagai nelayan. Sementara warga Kampung Pulau Cangkir hanya benar-benar mengandalkan berjualan, itu pun di lingkup kawasan Kampung Pulau Cangkir saja, menunggu pengunjung dan peziarah yang datang. (Wid)
BACA JUGA: