Arti Upacara Bakar Batu Bagi Orang Papua
Senin, 03 September 2018 -
JAUH di dalam pelosok pegunungan tengah Papua terdapat suatu tradisi unik. Kelompok orang yang tergabung dalam satu suku berkumpul untuk merayakan tradisi tersebut.
Mereka menyebutnya dengan prosesi adat 'Bakar Batu'.

Mulanya. Sekelompok orang tersebut mengumpulkan beberapa bongkahan batu, mulai dari ukurang sedang hingga besar dan kayu untuk pembakaran batu. Batu dan kayu bakar yang telah dikumpulkan disusun dengan secara berurutan batu. Biasanya, batu disusun paling bawah dilapisi kayu, kemudian batu lagi dan ditutup dengan kayu.
Sembari pembakaran batu, para anggota suku menyerahkan babi hutan dan makanan yang akan dimasak nantinya. Jika upacara ini melibatkan lebih dari satu suku, akan diadakan prosesi memanah babi. Para kepala suku bergantian untuk memanah babi yang telah diserahkan tadi.
Di tempat berbeda, wanita anggota suku men yiapkan bahan makanan yang akan dimasak. Babi biasanya dibelah mulai dari bagian bawah leher hingga selangkang kaki belakang. Isi perut dan bagian lain yang tidak dikonsumsi akan dikeluarkan, sementara bagian yang akan dimasak dibersihkan. Demikian pula dengan sayur mayur dan umbi-umbian.
Di lain tempat, para anggota suku juga mempersiapkan lubang untuk meletakkan batu yang sudah dibakar. Lubang tersebut dialasi dengan daun pisang.
"Ketika batu yang dibakar panas, kemudian dimasukkan ke dalam lubang yang dialasi daun pisang dan menutupnya kembali dengan daun pisang," tulis buku 'Jelajah Jayapura' halaman 19.
Setelah semua itu selesai, prosesn memasak akan dimulai. Bahan-bahan yang disiapkan diletakkan di atas batu berlapis daun pisang dan menunggunya hingga matang. Biasanya, rata-rata waktu yang dibutuhkan sampai makanan matang sekitar 2 jam. Tergantung jenis makanan yang akan dimasak.
Masuk ke prosesi yang ditunggu-tunggu. Yakni, makan bersama. Semua orang berkumpul dalam kelompoknya masing-masing lalu mulai makan bersama. Dari sini mereka menganggap bahwa upacara ini bisa menciptakan kebersamaan dalam setiap diri.
Tujuan Upacara Bakar Batu

Awal munculnya tradisi ini merujuk kepada rasa sukur menyambut kebahagiaan atas kelahiran seorang anak dari suku tersebut. Kemudian berkembang lagi sebagai peringatan kematian, atau dilakukan untuk mengumpulkan prajurit ketika berperang.
Selain itu, tradisi ini juga dipakai untuk menyelesaikan perselisihan antarsuku yang bermasalah. Biasanya, atarsuku yang bermasalah atau berperang diajak duduk bersama dan makan hasil dari upacara 'Bakar Batu'. Seusai makan bersama, semua perselisihan diaggap telah selesai.
Pada zaman sekarang, upacara 'Bakar Batu' tidak dilakukan hanya saat perayaan kelahiran saja. Tradisi ini semakin berkembang dan mulai digunakan untuk menyambut tamu besar yang sedang berkunjung ke Papua, misalnya pejabat negara. (*)