Ukraina Temukan Kuburan Massal 440 Jenazah Diduga Korban Serangan Rusia

Jumat, 16 September 2022 - Wisnu Cipto

MerahPutih.com - Ukraina telah menemukan kuburan massal berisi ratusan jenazah di kota Izium di Ukraina timur, setelah berhasil merebut kembali kota itu pasukan Rusia. Jenazah ratusan orang yang dikubur secara massal itu diduga telah tewas akibat penembakan dan serangan udara Rusia.

"Saya bisa bilang itu adalah salah satu tempat pemakaman terbesar di kota besar di (daerah Izium ) yang dibebaskan (dari pasukan Rusia). 440 jenazah dimakamkan di satu tempat," kata Kepala Penyelidik Polisi untuk wilayah Kharkiv, Serhiy Bolvinov, kepada media Sky News, dikutip Jumat (16/9).

Baca Juga:

Ukraina Investigasi Kecelakaan Tabrakan Mobil Presiden Zelenskyy

Dilansir dari Reuters, Bolvinov memastikan penyelidikan forensik akan dilakukan terhadap setiap jenazah yang ditemukan di lokasi kuburan massal.

"Beberapa dari mereka meninggal karena tembakan artileri. Beberapa lainnya meninggal karena serangan udara," imbuh Pejabat Kepolisian Ukraina itu.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyalahkan Rusia dan menyamakan penemuan kuburan massal itu dengan apa yang terjadi di Bucha, di pinggiran ibukota Kiev pada tahap awal invasi oleh pasukan Rusia pada akhir Februari.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy terlihat dikelilingi oleh prajurit Ukraina, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di Bucha, di luar Kiev, Ukraina, 4 April 2022. (ANTARA/Reuters/Marko Djurica/as)

Ukraina dan para sekutu Baratnya menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang di sana. "Rusia meninggalkan kematian di mana-mana dan harus bertanggung jawab," kata Zelenskyy dalam sebuah pidato yang direkam, dikutip dari Antara.

Zelenskyy memastikan Ukraina sudah berhasil total mengusai kembali wilayah kota Izium. Bahkan, dia mengklaim ribuan tentara Rusia melarikan diri dari kota Izium pada akhir pekan lalu.

Sebaliknya, Rusia membantah terlibat dengan penemuan kuburan massal di Izium. Kremlin kembali menegaskan telah berulang kali membantah mereka menargetkan warga sipil, atau telah melakukan kejahatan perang. (*)

Baca Juga:

Sanksi Embargo Minyak Rusia Gagal, Presiden Ukraina Sindir Uni Eropa

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan