Tragedi Vaksin Palsu: Ada Apa dengan RS Harapan Bunda?
Jumat, 22 Juli 2016 -
MerahPutih Nasional - Berbagai curahan hati orang tua anak penerima vaksin dari Rumah Sakit Harapan Bunda, Bekasi deras terucap dengan lirih. Kegetiran yang mereka rasakan, membuat luka pilu di hati yang semakin menganga.
Bahkan, salah satu orang tua anak pasien meluapkan emosi yang tak terkendali itu di hadapan para pejabat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kamis (21/7). Mereka khawatir karena merebaknya informasi vaksin palsu di RS Harapan Bunda itu.
"KPAI, kan lindungi anak! Harusnya gerak, dong," teriak salah satu orang tua anak sambil menggebrak meja.
Meski demikian, tidak sedikit juga orang tua yang dapat menahan amarahnya itu. Di lain tempat, Risky yang merupakan orang tua anak lainnya berbisik kepada rekannya. "Aduh. Sabar atuh. Jangan begitu," ucapnya.
Pertemuan orang tua anak pasien vaksin palsu dengan KPAI (Foto: MP/Noer Ardiansyah)
"Iya. Harusnya bisa menahan emosi. Saya sebenarnya juga kesal. Tapi, ini kan lagi mau diurus sama KPAI," timpal ibu-ibu lainnya.
Ya. Begitulah ekspresi dari orang tua anak yang hendak mengadukan keresahannya terhadap RS Harapan Bunda terkait vaksin palsu.
Kasus yang hingga kini belum juga menemukan titik terang, mendorong para orang tua menyambangi ramai-ramai lembaga negara pelindung anak guna mengadukan segala keluh kesah mereka. Belum adanya kejelasan dari pihak RS Harapan Bunda ihwal vaksin palsu, mendorong para orang tua anak penerima vaksin meminta bantuan kepada KPAI.
Menanggapi ihwal demikian, Ketua KPAI Asrorun Niam Soleh pun mengambil keputusan cepat. Dengan ketenangan jiwa, ia mengatakan akan mendampingi orang tua serta menjembatani mereka untuk berkomunikasi secara langsung.
Selain itu, Asrorun juga mengatakan sudah menyiapkan tim khusus untuk melakukan peninjauan terhadap Rumah Sakit Harapan Bunda.
Para komisioner KPAI yang menerima pengaduan orang tua anak pasien vaksin palsu (Foto: MP/Noer Ardiansyah)
Kepala Bidang Komisioner Kesehatan Anak, Titi mengatakan selain meninjau juga akan menindak tegas rumah sakit tersebut. "Rumah sakit yang bermasalah akan diberhentikan dan tidak diperbolehkan melakukan vaksin ulang," pungkasnya.
Ketegasan itu jelas saja membuat orang tua tenang. Dalam obrolan kecilnya, Risky mengatakan kepada orang tua lainnya bahagia dan tenang.
Katanya, langkah yang diambil KPAI merupakan penawar luka yang digoreskan oleh pihak rumah sakit.
"Alhamdulillah. Kalau begini, saya menjadi tenang. Semoga saja nanti ada jalan keluarnya dan pihak rumah sakit mau bertanggung jawab atas ini semua," tutupnya.(Ard)
BACA JUGA:
- Orang Tua Anak Pasien Vaksin Palsu Mengadu ke KPAI
- Komisi IX DPR Bentuk Panja Vaksin Palsu
- Dampak Vaksin Palsu, Menghambat Pertumbuhan Sang Anak
- Korban Vaksin Palsu Minta Tito Karnavian Cabut Pernyataannya
- KontraS Pertanyakan Sikap Komnas HAM dan KPAI Soal Vaksin Palsu