Tradisi Adat 'Djujor' Sebagai Bentuk Syukur Masyarakat Lampung

Minggu, 01 Desember 2024 - Ikhsan Aryo Digdo

MerahPutih.com – Lampung yang terletak di provinsi di ujung selatan Pulau Sumatera, memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Salah satu tradisi yang menarik perhatian adalah tradisi Djujor.

Dikenal sebagai salah satu warisan budaya yang terus dilestarikan oleh masyarakat Lampung, Djujor bukan hanya sekadar sebuah acara, tetapi juga merupakan bentuk ekspresi sosial yang kaya akan makna.

Dikutip dari berbagai sumber, tradisi Djujor berasal dari masyarakat suku Lampung Saibatin, yang merupakan salah satu kelompok etnis utama di Lampung. Saibatin adalah salah satu sistem adat yang mengatur kehidupan sosial masyarakat Lampung, yang sangat menjunjung tinggi nilai kebersamaan, saling menghormati, dan menjaga keharmonisan antar individu dalam masyarakat.

Secara etimologis, "Djujor" berasal dari kata dalam bahasa Lampung yang berarti "berbagi" atau "saling memberi." Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, dan dahulu dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen atau keberhasilan dalam suatu usaha.

Baca juga:

Mengenal Kulintang Pring, Instrumen Tradisional Asal Lampung

Djujor juga merupakan ungkapan terima kasih atas berkah yang diberikan oleh Tuhan dan sebagai cara untuk mempererat tali persaudaraan di antara sesama.

Pada awalnya, Djujor diadakan dalam rangka acara adat besar seperti pernikahan, upacara adat, atau sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Seiring dengan perkembangan zaman, tradisi ini tidak hanya dilaksanakan dalam acara besar, tetapi juga telah menjadi bagian dari rutinitas sosial masyarakat Lampung untuk merayakan kebersamaan dan berbagi rezeki. (far)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan