Tiga Faktor Ini Hambat Pemerataan Digital Payment di Indonesia
Rabu, 25 September 2019 -
DARI waktu ke waktu cara bertransaksi terus berevolusi. Dulu masyarakat memenuhi kebutuhannya dengan cara barter. Kehadiran uang kertas membuat proses transaksi lebih mudah dan sederhana. Kini, proses transaksi lebih mudah lagi setelah kemunculan digital payment.
Digital payment membuat proses bertransaksi lebih singkat. Kita pun tak perlu lagi repot-repot membawa uang tunai. Jumlah penyedia layanan ini semakin banyak. Sayangnya, kebangkitan fintech di Indonesia tidak merata.
Baca Juga:

Masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mendapatkan akses layanan keuangan digital. Sebagai seorang pengembang digital payment, CEO Dana, Vincent Henry Iswaratioso mengungkapkan sejumlah faktor yang menghalangi pemerataan digital payment di Indonesia.
"Mungkin orang berpikir permasalahannya ada pada kurangnya edukasi padahal bukan itu permasalahan utamanya," ucap Vincent saat ditemui di Indonesia Fintech Summit and Expo 2019, Selasa (24/9).
Permasalahan pertama berkaitan dengan ketersediaan aliran listrik di desa-desa. Di Indonesia, masih ada sejumlah wilayah yang mengalami pemadaman lisrik berkala.
"Ada beberapa wilayah yang listriknya hanya nyala di jam-jam tertentu. Kalau demikian, bagaimana kami bisa beroperasi secara maksimal?" tutur Vincent.
Baca Juga:

Permasalahan kedua masih berkaitan dengan infrastruktur adalah sinyal. Kondisi geografis di sejumlah wilayah membuat sinyal sulit ditangkap oleh mereka yang bermukim di pedesaan. "Untuk menghubungi sanak keluarga saja sulit, apalagi untuk memanfaatkan digital payment dengan tepat," ujarnya.
Permasalahan ketiga berkaitan dengan kurang familiarnya masyarakat akan penggunaan digital payment dan pola hidup yang cashless.
"Indonesia itu kan besar. Beberapa mungkin menggunakan digital payment. Sisanya masih membayar secara cash. Indonesia itu kan besar. Bagaimana kita bisa memberikan pemerataan ke semua provinsi. Saya rasa itu akan menjadi satu matrix penting bagi kita semua untuk memberi edukasi dan investment ke masyarakat," jelas Vincent. (avia)
Baca Juga: