Tetap Jalin Hubungan dengan Konsumen Setelah Closing
Jumat, 02 September 2022 -
YES, akhirnya kamu berhasil closing. Setelah berhari-hari kamu memasarkan produk beserta menjelaskan seabrek fiturnya, calon konsumen kamu sudah berubah status menjadi pelanggan. Lantas, apakah tugas kamu sudah selesai? Nyatanya belum. Statusnya tidak akan meningkat menjadi pelanggan tetap apabila tidak ada timbal balik lainnya dari kamu.
Jika hubungan kamu dan konsumen tidak terjalin dengan baik, siap-siap saja ia tidak akan membeli lagi produk kamu. Bahkan, tidak menutup kemungkinan calon konsumen lain pergi karena tidak ada testimoni baik mengenai cara kamu menjalin hubungan dengan konsumen.
Baca Juga:
Penjual yang baik harus mampu mempertahankan konsumen dengan cara menjalin hubungan setelah penjualan. Dengan begitu, pangsa pasar di masa depan akan terus bertambah dan menjadi lebih besar.

Menjalin hubungan dengan konsumen setelah closing membutuhkan beberapa strategi. Laman Martech Zone membagikan kiat-kiatnya, antara lain:
1. Proaktif
Proaktif merupakan landasan utama yang perlu kamu terapkan untuk mempertahankan konsumen. Kamu harus memiliki inisiatif untuk menghubungi mereka setelah penjualan. Jangan menunggu konsumen menghubungi kamu karena ingin menyampaikan keluhan.
Cari waktu luang yang sekiranya tidak di waktu sibuk konsumen kamu. Hubungi dia lewat panggilan telepon atau pesan singkat. Tanyakan pengalamannya dalam memakai produk kamu, apakah itu sangat membantunya atau tidak.
Dengan bersikap proaktif, kamu juga berkesempatan melakukan prospek kembali apabila ada keluaran produk baru. Tawarkan produk baru tersebut kepada konsumen kamu. Kamu juga bisa mengundangnya secara langsung atau daring untuk menjelaskan kelebihan-kelebihan yang dimiliki produk tersebut.
2. Edukasi konsumen
Mengedukasi konsumen tidak hanya saat melakukan penawaran. Meskipun mereka sudah membeli produk kamu, tetap berikan edukasi 'tambahan' untuknya. Kamu bisa memberikan edukasi ini secara daring lewat webinar.
Baca Juga:
Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan website resmi kamu. Unggah panduan menggunakan produk pada website dengan konten semenarik mungkin. Kamu juga bisa membuat e-book berisi seputar produk kamu yang mudah untuk diunduh mereka.

3. Komunikasi
Cara satu ini hampir mirip dengan proaktif. Namun, untuk menerapkan metode komunikasi, berarti kamu harus lebih dekat dengan konsumen. Contoh sederhananya ialah kamu harus berusaha mengenal lebih baik latar belakangnya. Tidak ada salahnya mengetahui pekerjaan dan hobi konsumen kamu. Jika berteman di media sosial, jalin komunikasi dengan memberikan like atau komentar pada unggahannya.
Kamu juga bisa menjalin komunikasi dengan membangun komunitas bisnis di media sosial. Komunitas tersebut akan menjadi sarana sesama konsumen untuk saling membagikan pengalaman mereka dalam menggunakan produk kamu. Tentu saja, kamu harus selalu siap sedia untuk menjadi pemecah masalah dan pemberi solusi pada grup tersebut. (ikh)
Baca Juga: