Tenaga Kesehatan yang Sudah Divaksinasi COVID-19 Lebih dari 100 Ribu

Jumat, 22 Januari 2021 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - 132 ribu tenaga kesehatan telah divaksinasi COVID-19. Mereka tersebar di 92 kabupaten dan kota di 34 provinsi.

Juru Bicara Pemerintah untuk vaksinasi COVID-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan, jumlah ini merupakan 22 persen dari total 598.483 tenaga kesehatan.

"Ini tentunya jumlah ini adalah tenaga kesehatan yang akan divaksinasi pada tahap awal ini," kata Nadia saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (21/1).

Baca Juga

17 Kriteria Orang Yang Dilarang Dapat Vaksin COVID-19 Sinovac

Ada 20.154 tenaga kesehatan yang tidak bisa diberikan vaksinasi. Hal tersebut karena adanya sejumlah alasan seperti penyintas COVID-19, memiliki penyakit bawaan dan dalam keadaan hamil.

Jumlah tenaga kesehatan yang telah divaksinasi COVID-19 tersebut didapat dari pelaksanaan vaksinasi dari 14 hingga 21 Januari 2021.

Petugas Bio Farma melakukan bongkar muat vaksin COVID-19 Sinovac setibanya di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kamis (7/1/2021). (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Petugas Bio Farma melakukan bongkar muat vaksin COVID-19 Sinovac setibanya di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kamis (7/1/2021). (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

Sementara target tenaga kesehatan yang akan divaksin mencapai 1,4 juta orang. Untuk mencapai target tersebut, pihaknya sudah menyebarkan undangan kepada ratusan ribu tenaga kesehatan untuk mengikuti vaksinasi.

Pihaknya sudah menyebarkan undangan untuk mendapatkan vaksinasi bagi 598.483 tenaga kesehatan dari target sebanyak 1,4 juta tenaga kesehatan.

"Sisa sebanyak 888.282 tenaga kesehatan sudah mulai diberikan undangan di tanggal 21 Januari kemarin," terang Nadia.

Baca Juga

93 Lokasi di Jakarta Telah Terima Vaksin COVID-19

Namun bila dalam perjalanannya ke depan ada tenaga kesehatan yang belum menerima vaksinasi, maka mereka bisa dimasukkan dalam kelompok vaksinasi tahap kedua.

"Jika ada tenaga kesehatan yang belum terdaftar di tahap pertama maka kemungkinan mereka berada di kelompok kedua," terang Nadia Tarmizi. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan