Telusur Profil Lengkap KA Turangga dan Commuter Line Bandung Raya yang Nahas di Cicalengka

Jumat, 05 Januari 2024 - P Suryo R

KECELAKAAN kereta api terjadi di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jumat (5/1) pagi. Kecelakaan itu melibatkan dua kereta api, KA Turangga dengan KA lokal Bandung Raya.

Terkonfirmasi Manajer Humas KAI Daop 2 Bandung Ayep Hanepi mengatakan dua kereta yang kecelakaan itu terjadi di jalur petak Stasiun Cicalengka-Haurpugur pukul 06.53 WIB. "Kejadian pukul 06.03 WIB di petak Jalur Cicalengka-Haurpugur, KA Turangga dan KA Lokal," kata Ayep.

Melansir Direktorat Jendral Perkeretaapian, KA Turangga merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia (KAI) untuk melayani relasi Bandung–Surabaya Gubeng di lintas selatan Pulau Jawa. Kereta api ini menempuh jarak sejauh 696 km dalam waktu sekitar 10 jam 14 menit.

Baca Juga:

4 Orang Meninggal Akibat Tabrakan KA di Cicalengka Bandung

kereta
Kereta Api (KA) Turangga dan KA lokal Bandung yang 'bertemu di jalur petak Stasiun Cicalengka. (Antara)

KA Turangga pertama kali beroperasi pada 1 September 1995 melayani rute Bandung-Surabaya dengan layanan kelas bisnis plus dan eksekutif. Sejak 11 Oktober 1999, KA Turangga hanya melayani kelas eksekutif dan beroperasi menggunakan rangkaian kereta baru dari INKA keluaran 1999. Sementara rangkaian kelas bisnisnya dimutasi ke Malang untuk pengoperasian KA Gajayana.

Pertengahan tahun 2018, rangkaian kereta berbahan baja nirkarat buatan Industri Kereta Api (INKA) digunakan untuk pengoperasian KA Turangga. Dengan dikeluarkannya grafik perjalanan kereta api terbaru oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan KAI mulai tanggal 1 Desember 2019, rute KA Turangga diperpanjang hingga Stasiun Gambir.

Per 1 September 2020, rute kereta api ini dikembalikan lagi menjadi seperti semula karena tingkat keterisian penumpang di rute Bandung–Jakarta dan sebaliknya menurun akibat pandemi Covid-19. Mulai Tanggal 28 September 2022, bertepatan Hari Ulang Tahun PT. KAI ke 77 Tahun, KA Turangga mengalami peningkatan kecepatan dari semula hanya 105 km/jam menjadi 120 km/jam.

Tanggal 1 Juni 2023 bertepatan dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api (Gapeka) 2023, KA Turangga akan saling bertukar rangkaian dengan KA Argo Wilis, yang direncanakan 2 Trainset KA Turangga ini akan dimutasi 1 Trainset ke Depo Kereta Jakarta Kota (JAKK) untuk keperluan pengoperasian Kereta api Manahan sedangkan 1 Trainset nya lagi telah dimutasi ke Depo Kereta Bandung (BD) itupun KA Turangga juga diambil alih operasional ke Daerah Operasi II Bandung dari Daerah Operasi VIII Surabaya.

Pada tanggal 3 Juni 2023, dua hari setelah pemberlakuan Gapeka 2023 diikuti peluncuran layanan bagi kereta api lintas barat yaitu Argo Parahyangan, rangkaian kereta Panoramic di KA Argo Wilis dan Turangga di jalur selatan Pulau Jawa kini beroperasi setiap akhir pekan dan hari libur nasional dengan nomor KA 5 dan 6 untuk KA Argo Wilis serta nomor 65 dan 66 untuk KA Turangga.

Sedangkan, mengutip laman Dinas Perhubungan Kota Bandung, Commuter Line Bandung Raya merupakan layanan kereta api yang dioperasikan oleh KAI Commuter yang melayani rute Cicalengka-Purwakarta Kiaracondong-Cicalengka dan Padalarang-Cicalengka atau sebaliknya. Kereta api ini berhenti di setiap stasiun yang dilewatinya kecuali Stasiun Andir yang masih dalam tahap pembangunan.

Pada awal pengoperasiannya, kereta ini menggunakan rangkaian kereta rel diesel MCW 302 (produksi tahun 1982) yang terdiri dari 6-7 kereta. Kemudian, rangkaian kereta ini mulai digantikan oleh KRD MCW 301 yang telah dimodifikasi dan ditarik lokomotif.

Baca Juga:

1 Pramugara Meninggal Akibat Tabrakan KA Turangga dan KA Lokal Bandung

kereta
Petugas melakukan proses evakuasi kecelakaan dua kereta api komersial di jalur petak Stasiun Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/1/2023). (ANTARA/HO-Basarnas Bandung)

Kapasitas dalam satu rangkaian kereta api ini adalah sekitar 742 kursi, tersebar dalam tujuh kereta kelas ekonomi. Dalam pengoperasiannya, tiket dijual dengan komposisi 100% tempat duduk dan 50% tiket berdiri dari kapasitas kursi yang tersedia dalam satu rangkaian kereta api.

Dalam hal ini pun terdapat batasan jumlah tiket yang dijual pada setiap jadwal di stasiun keberangkatan maupun stasiun persinggahan, stasiun keberangkatan awal dibatasi kurang lebih sekitar 500 tiket dan stasiun persinggahan 50 hingga 100 tiket per jadwalnya.

Di tahun 2015, KA ini menggunakan K3 biasa bekas KA Patas AC dan KA Penataran Ekspres yang berhenti beroperasi. Per 1 April 2022, terdapat perubahan operator dan pengelolaan manajemen dari KA Commuter Line Bandung Raya, yang sebelumnya dikelola oleh PT. KAI, kemudian diserahkan ke KAI Commuter.

KA Commuter Line Bandung Raya telah mengalami berbagai pengembangan, salah satunya pada infrastruktur stasiun. Stasiun-stasiun di jalur Padalarang—Bandung telah menjalani revitalisasi dalam mendukung proyek dan Kereta Cepat Jakarta Bandung. Saat ini pula, sedang dijalankan pembangunan jalur ganda Kiaracondong—Cicalengka oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Dalam proyek tersebut, Stasiun Gedebage dan Stasiun Andir sedang diaktifkan untuk pelayanan penumpang.

Pada 2023, Dinas Perhubungan Kota Bandung mengumumkan bahwa proyek konversi tersebut akan dibagi menjadi dua tahap, yakni Padalarang—Bandung dan Bandung—Cicalengka. Rencananya, proyek tersebut akan selesai pada 2024.

Mulai 1 Juli 2023, bersamaan dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api tahun 2023, nama layanan kereta api ini berubah dari KA Bandung Raya Ekonomi menjadi Commuter Line Bandung Raya, sejalan dengan penyeragaman jenama kereta api lokal lainnya di Indonesia. (dgs)

Baca Juga:

Daftar Kereta yang Batal Berangkat Imbas Tabrakan KA Turangga

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan