Teater Koma Gelar "Opera Ular Putih"

Jumat, 27 Maret 2015 - Fredy Wansyah

MerahPutih Budaya - Teater Koma dalam pementasan produksi ke-139 bakal mementaskan lakon Opera Ular Putih. Pementasan ini akan digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), mulai tanggal 3 hingga 19 April 2015. (BacaLepas dari Layar Kaca, Dinda Kanya Dewi Eksis di Teater)

Lakon Opera Ular Putih ini diangkat dari legenda tua asli Tiongkok dan sebelumnya pernah ditampilkan di tempat yang sama, yaitu pada tahun 1994. Pementasan ini berkisah tentang siluman Ular Putih yang ingin menjadi seorang manusia sehingga ia bertapa selama 1.000 tahun.

Karena usaha dan kebaikan yang ada dalam dirinya, para dewa mengabulkan permintaannya dan ia pun menjelma menjadi seorang wanita cantik jelita bernama Pehtinio. Bersama dengan adiknya yaitu siluman Ular Hijau yang juga menjelma menjadi seorang manusia bernama Siocing, mereka pun menjalani kehidupan sebagai manusia biasa.

Dalam sambutannya Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation mengatakan “Selama 38 tahun berkiprah, Teater Koma telah banyak melahirkan para seniman berbakat dan produktif mengembangkan seni pertunjukan Indonesia. Konsistensi yang dihadirkan oleh Teater Koma telah terbukti menginspirasi para seniman muda Indonesia untuk senantiasa berkarya dan berkreasi, menghasilkan ide-ide berkualitas yang membanggakan. Dedikasi para seniman berbakat ini patut kita terus dukung dan apresiasi sebagai bentuk upaya melestarikan seni pertunjukan Indonesia,” ujar Renita.

Jelang digelarnya opera ini Nano Riantiarno selaku sutradara opera 'Ular Putih' ini mengatakan, “Lakon Opera Ular Putih diangkat dari kisah klasik Tiongkok yang berjudul Oh Peh Coa yang kemudian naskahnya dibuat pada tahun 1994. ujarnya.

Ditambahkan pula Oleh Nano bahwa nantinya Opera Ular Putih ini secara garis besar pementasannya tidak akan jauh berbeda namun terdapat hal kekinian yang akan dipentaskan nanti. (BacaKarena Google Translate, Manajemen Teater Beauty and the Beast Komplain)

"Pertanyaan yang diajukan akan tetap relevan: Masih sanggupkah kita membedakan siapa manusia dan siapa siluman? Semoga penonton dapat mengambil makna yang kaya akan pesan moral tersirat yang berusaha kami sampaikan dalam lakon ini,” pungkas Nano Riantiarno, sang penyadur naskah dan sutradara pementasan ini.

Pementasan Opera Ular Putih ini akan dibintangi oleh Tuti Hartati, di mana dalam pementasan Teater Koma sebelumnya, yaitu Republik Cangik, ia harus berperan jenaka sebagai Limbuk dan kini ia harus berubah 180 derajat menjadi Tinio yang lemah lembut. (man)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan