Tangani Mpox, Republik Demokratik Kongo Terima Vaksin dari AS
Kamis, 12 September 2024 -
MERAHPUTIH.COM - WABAH Mpox melanda Rpublik Demokratik Kongo. Sejak awal 2024, Republik Demokratik Kongo telah melaporkan lebih dari 4.900 kasus Mpox yang terkonfirmasi dan lebih dari 620 kematian. Demikian terungkap dalam data terbaru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC).
Sebagai bentuk bantuan bagi negara itu untuk menghentikan wabah Mpox, Amerika Serikat (AS) mengirim 50 ribu dosis vaksin pada Selasa (10/9). Seperti dilansir ANTARA, Duta Besar AS untuk Republik Demokratik Kongo Lucy Tamlyn mengatakan vaksin merupakan elemen penting untuk mencegah penyebaran Mpox.
“Dukungan AS untuk memerangi Mpox di Republik Demokratik Kongo merupakan bagian dari kemitraan kesehatan selama puluhan tahun. Kerja sama ini telah memperlihatkan kolaborasi kedua neagara dalam memerangi berbagai penyakit mematikan termasuk malaria, tuberkulosis, HIV, dan ebola," ujarnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Republik Demokratik Kongo menjadi negara yang paling terdampak di kawasan yang tengah mengalami beberapa wabah Mpox yang disebabkan berbagai jenis virus. Wabah yang terjadi saat ini di wilayah timur negara tersebut disebabkan varian baru clade I, yang disebut clade Ib. Varian itu menular antarmanusia, termasuk melalui hubungan seksual.
Baca juga:
Bagi Vaksin Mpox ke Afrika, Menkes Sebut sebagai Bentuk Diplomasi
"Kami tetap berkomitmen mendukung Kongo dan bekerja sama dengan mitra internasional dalam mengakhiri wabah saat ini, serta melindungi kesehatan dan kehidupan masyarakat di kawasan tersebut,” kata Tamlyn.
Vaksin dari AS tiba beberapa hari setelah Republik Demokratik Kongo menerima kiriman pertama hampir 100 ribu dosis vaksin Mpox yang disumbangkan Otoritas Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Kesehatan Komisi Eropa.
WHO menyatakan varian baru Mpox itu telah terdeteksi di negara-negara lain di Afrik Timur dan Tengah, di antaranya di Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda. Clade Ib Mpox juga telah terdeteksi di antara para pelancong di negara-negara di luar Afrika.(*)
Baca juga:
Hadapi Wabah Mpox, WHO dan CDC Afrika Luncurkan Rencana Bersama