Sistem Perlindungan Drone Baru dari Hacker
Selasa, 09 Desember 2014 -
MerahPutih Teknologi - Drone militer sering digunakan untuk menyimpan data sensitif, mulai dari pergerakan tentara sampai dengan operasi strategis. Meskipun hal ini mungkin membuat mereka rentan terhadap gangguan musuh, sistem baru telah dibuat dengan tujuan untuk melindungi kendaraan udara tak berawak ini dari serangan cyber.
Para peneliti di University of Virginia dan Georgia Institute of Technology mengembangkan sistem dan diuji dalam serangkaian uji coba nyata, yaitu dalam skenario penerbangan serangan cyber
Ketika diinstal pada drone, sistem peringatan Secure Sentinel akan mendeteksi "perilaku tidak logis", begitu lah kata pemimpin proyek Barry Horowitz, insinyur sistem dan informasi di University of Virginia di Charlottesville.
"Deteksi dapat berfungsi untuk melakukan tindakan pemulihan dan secara otomatis mengingatkan operator mengenai serangan," kata Horowitz dalam sebuah pernyataan.
Dalam demonstrasi itu, para peneliti mensimulasikan berbagai ancaman, termasuk serangan cyber yang diluncurka musuh di lapangan, serangan dari dalam, dan gangguan rantai pasokan militer. "Serangan" berlangsung selama lima hari dan fokus pada gangguan dalam empat bidang yang berbeda: Data GPS, data lokasi, informasi tentang citra, dan pengawasan onboard / kontrol muatan.
"Pengujian bertingkat mengukur efektivitas teknologi penanggulangan dalam pengerasan sistem kelincahan pesawat tak berawak itu dan ketahanannya dalam kondisi menyerang," kata para peneliti.
Para peneliti mengatakan, dalam masing-masing skenario, sistem keamanan cyber bisa cepat mendeteksi serangan cyber, memberitahu tim, dan memperbaiki kinerja sistem.
Pusat penelitian yang mengembangkan teknologi ini disponsori oleh Departemen Pertahanan AS. The University of Virginia baru-baru ini meluncurkan lisensi teknologi perangkat lunak untuk perusahaan Mission Secure Inc, yang bekerja untuk mengkomersilkan produk ini pada badan militer, intelijen dan sektor sipil.