Sisi Lain Paus Fransiskus, Kurang Suka dengan Tradisi Umat Cium Cincin Kepausan
Selasa, 22 April 2025 -
MerahPutih.com - Sepanjang hayatnya, Paus Fransiskus (Jorge Mario Bergoglio) yang wafat pada 21 April 2025, dikenal sebagai Paus yang terbuka, ramah, toleran, progresif, dan sedikit menyimpang dari tradisi kepausan dan umat Katolik.
Salah satu contohnya, Paus Fransiskus kurang menyukai bila ada umat yang mencoba mencium cincin kepausan. Sikap ini tampak dalam banyak kesempatan, seperti pada akhir Maret 2019 yang cukup viral.
Kebiasaan mencium cincin Paus sebenarnya sudah berlangsung sejak lama sebagai tanda hormat dan ketaatan terhadap Gereja.
"Menurut Pastor Roberto Regoli dari Universitas Kepausan Gregorian, mencium cincin Paus menyimbolisasikan pengabdian terhadap tugas-tugas kepausan, bukan kepada pribadi Paus," tulis catholicnewsagency.com.
Namun, seiring waktu, tradisi ini mulai ditinggalkan.
Baca juga:
Paus Fransiskus akan Dimakamkan Sabtu (26/4), Jenazah Dipindahkan ke Basilika Santo Petrus Esok
Paus Benediktus XVI, pendahulu Fransiskus, juga kurang menyukai tradisi ini. Demikian dijelaskan oleh Peter Seewald dalam The Light of the World.
Ketika Paus Fransiskus terpilih, dia juga mencoba menghindari kebiasaan ini.
Mengapa Paus Fransiskus sering menolak umat yang ingin mencium cincinnya? Ternyata alasannya sederhana.
"Itu soal sederhana, kebersihan," jelas juru bicara Vatikan, Alessandro Gisotti seperti dilansir dari reuters.com.
Gisotti mengungkapkan bahwa banyaknya orang dalam antrean membuat Paus Fransiskus khawatir tentang penyebaran kuman bila banyak orang mencium tangannya dalam waktu singkat.
Kehati-hatian Paus Fransiskus tidak hanya soal sanitasi, tetapi juga menghindari kenyamanan protokol Gereja yang mengikat.
Baca juga:
Mengenal Kardinal Peter Turkson, Calon Kuat Pengganti Paus Fransiskus Asal Ghana
"Koresponden Vatican, Gerard O’Connell, mencatat bahwa Paus Fransiskus lebih memilih menunjukkan hormat dengan cara lain, seperti mencium tangan para kardinal dari negara-negara yang menghadapi penganiayaan agama, sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan mereka," tulis americanmagazine.org.
Meski demikian, dalam banyak kesempatan lain, Paus Fransiskus tetap membolehkan orang-orang mencium cincin kepausannya, terutama dalam jumlah yang lebih sedikit.
Dengan begitu, Paus Fransiskus tampak ingin membawa semangat baru dalam kepausan, yang bisa jadi adalah upaya untuk memperkenalkan wajah Katolik yang lebih ramah dan inklusif.
Namun, Paus Fransiskus tetap menghormati mereka yang merasa terikat dengan tradisi lama dengan lingkup yang terbatas. (dru)
Baca juga:
Cinta Paus Fransiskus pada Sepak Bola, Mengubah Lapangan Jadi Panggung Perdamaian