Konklaf Dimulai 7 Mei, para Kardinal Bersiap mulai dari Saling Mengenal hingga Jalin Persatuan untuk Lanjutkan Legasi Paus Fransiskus

Dwi AstariniDwi Astarini - Rabu, 30 April 2025
 Konklaf Dimulai 7 Mei, para Kardinal Bersiap mulai dari Saling Mengenal hingga Jalin Persatuan untuk Lanjutkan Legasi Paus Fransiskus

Vatikan. (Dok Vatican News)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MERAHPUTIH.COM - DALAM beberapa hari mendatang, apa yang terjadi di Vatikan akan menjadi sorotan umat Katolik. Para kardinal, pada Senin (28/4), telah menetapkan 7 Mei sebagai hari dimulainya konklaf. Penetapan tanggal dimulainya konklaf ini mengungkap penundaan pemungutan suara rahasia selama dua hari. Hal itu dilakukan demi memberi waktu agar mereka saling mengenal lebih baik dan membangun konsensus atas seorang kandidat sebelum mereka dikunci di Kapel Sistina.

Para kardinal menetapkan tanggal tersebut setelah berkumpul untuk hari pertama pertemuan informal, setelah pemakaman Paus Fransiskus pada Sabtu (26/4). Dalam suasana yang kacau, para jurnalis meneriakkan pertanyaan kepada para kardinal tentang suasana di dalam dan apakah ada persatuan.

“Ada harapan untuk persatuan,” kata Kardinal Angel Sixto Rossi dari Argentina, Uskup Agung Cordoba berusia 66 tahun yang diangkat menjadi kardinal oleh Fransiskus pada 2023.

Banyak kardinal menyuarakan keinginan untuk melanjutkan fokus pastoral Fransiskus kepada orang-orang yang terpinggirkan dan menentang perang. Namun, kaum konservatif di antara mereka mungkin lebih fokus pada upaya membangun persatuan dan mengembalikan Gereja pada doktrin-doktrin inti yang ditekankan Santo Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI ketimbang melanjutkan fokus Fransiskus pada keadilan sosial dan keterbukaan terhadap perempuan serta komunitas LGBTQ+.

Kardinal Vincent Nichols dari Inggris, Uskup Agung Westminster yang berusia 79 tahun, menegaskan gereja harus berjuang untuk persatuan. “Peran paus ialah untuk pada dasarnya menjaga kita tetap bersatu, dan itu merupakan anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita,” kata Nichols, dikutip CNN.

Baca juga:

Konklaf Pemilihan Paus Dimulai 7 Mei, Vatikan Pasang Penghambat Informasi dan Pemblokiran Frekuensi untuk Cegah Kebocoran


Kardinal Baltazar Enrique Porras Cardozo dari Venezuela menyatakan keyakinannya bahwa setelah konklaf dimulai, keputusan akan diambil dengan cepat, bisa dua hingga tiga hari.

Kolegium Kardinal yang akan memilih paus baru ini mencakup anggota dari berbagai penjuru dunia yang diangkat Fransiskus selama 12 tahun masa kepausannya. Pemilihan mereka dilakukan demi membawa beragam pandangan baru dalam hierarki gereja Katolik.

Banyak dari mereka belum banyak menghabiskan waktu di Roma untuk saling mengenal. Hal itu menambah ketidakpastian dalam proses yang membutuhkan dukungan dua pertiga dari kardinal yang memenuhi syarat memilih untuk mendukung satu kandidat. Nichols mengakui 135 kardinal elektur, dengan 108 di antaranya diangkat Fransiskus, belum saling mengenal dengan baik. Dua puluh di antaranya baru diangkat pada awal Desember 2024.

“Kami punya waktu sepanjang minggu,” kata Nichols saat tiba.

Hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun yang berhak memilih. Belum jelas berapa dari 135 orang tersebut yang akan berpartisipasi. Seorang kardinal asal Spanyol telah menyatakan tidak akan datang ke Roma karena alasan kesehatan.

Salah satu ketidakpastian besar dalam konklaf kali ini ialah apakah Kardinal Angelo Becciu, yang dulu merupakan salah seorang kardinal paling berkuasa di Vatikan, akan diizinkan masuk ke Kapel Sistina. Pada 2020, Fransiskus memaksanya mengundurkan diri dari jabatan kepala kantor pengangkatan santo Vatikan dan melepaskan hak-haknya sebagai kardinal akibat dugaan penggelapan dan penipuan keuangan. Becciu membantah tuduhan tersebut, tetapi tetap diadili di pengadilan pidana Vatikan dan dinyatakan bersalah atas tuduhan keuangan pada Desember 2023.

Becciu sedang mengajukan banding atas vonis tersebut dan telah berpartisipasi dalam pertemuan prakonklaf. Namun, masih ada pertanyaan apakah ia berhak untuk memilih. Statistik resmi Vatikan mencantumkannya sebagai nonelektor.

Saat diberhentikan pada 2020, Becciu mengatakan dalam konferensi pers dadakan bahwa ia tidak akan memilih dalam konklaf mendatang. Namun, belakangan ini ia berkeras ia berhak memilih. Para ahli hukum kanonik kini sedang meneliti dokumen Vatikan yang mengatur tentang konklaf untuk memastikan hal ini.

Baca juga:

Mengungkap Rahasia Konklaf: Sejarah dan Intrik di Balik Pemilihan Paus



Kasus ini dibahas pada Senin oleh para kardinal. “Namun, belum ada keputusan," kata Vatikan.

Meskipun Fransiskus telah mengisi banyak posisi kardinal, tidak berarti semua dari mereka akan ingin melanjutkan arah Gereja dalam citranya.

Kardinal Matteo Zuppi dari Italia, yang dianggap sebagai kandidat potensial paus berikutnya, melewati kerumunan jurnalis dengan humor, bercanda bahwa ia sedang ‘menahan napas’ saat mikrofon dan kamera mengepungnya hingga ke gerbang Vatikan.

Kardinal John Olorunfemi Onaiyekan dari Nigeria, uskup agung emeritus Abuja, ditanya apakah para kardinal Afrika berkumpul mendukung satu kandidat tertentu. Para uskup Afrika tahun lalu bersatu menolak deklarasi Fransiskus yang mengizinkan imam memberkati pasangan sesama jenis. Dengan sikap tersebut, ada spekulasi bahwa 18 kardinal elektur dari Afrika bisa berperan dalam menggagalkan kemunculan kandidat progresif. “Kami tidak datang ke sini untuk kampanye politik. Kami datang untuk memilih seorang paus,” kata Onaiyekan, yang berusia 81 tahun dan terlalu tua untuk memilih, tapi masih bisa berpengaruh terhadap para pemilih muda.

Kardinal Anthony Poola dari India, Uskup Agung Hyderabad berusia 61 tahun, mengatakan ia merasakan adanya semangat persatuan di antara rekan-rekannya, tapi juga mengakui bahwa apa pun bisa terjadi. Sebagai kardinal muda, Poola ialah satu dari empat pemilih asal India yang akan berpartisipasi dalam konklaf, tiga di antaranya, termasuk Poola, diangkat Fransiskus. “Siapa pun yang terpilih nanti haruslah penerus Santo Petrus, dan kami semua berharap ia akan menjadi paus yang baik,” katanya.

Sementara itu, Rossi, kardinal dari Argentina, mengatakan ia berharap pesan Fransiskus tentang belas kasih, kedekatan, kasih, kelembutan, dan iman akan membimbing mereka dalam menemukan pengganti.

Namun ia mengakui tugas ini berat. Ketika ditanya bagaimana perasaannya menghadapi konklaf pertamanya, ia menjawab sambil tertawa, “Takut.”(dwi)

Baca juga:

Akan Ikuti Konklaf, Kardinal Suharyo Prediksi Sejumlah Calon Paus Saling Pamer Ide dan Gagasan

#Vatikan #Konklaf #Paus #Paus Fransiskus
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

ShowBiz
Al Pacino Jadi Aktor Pertama yang Bertemu Paus Leo XIV dalam Pertemuan Khusus
Pertemuan dengan Paus Leo XIV merupakan momen inspirasi spiritual dan budaya yang mendalam.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 17 Juni 2025
Al Pacino Jadi Aktor Pertama yang Bertemu Paus Leo XIV dalam Pertemuan Khusus
Indonesia
Jabat Tangan Paus Leo XIV, Cak Imin: Simbol Persahabatan dan Komitmen Kemanusiaan
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, menghadiri langsung pelantikan Paus Leo XIV di Vatikan sebagai utusan resmi Presiden RI, Prabowo Subianto, Minggu (18/5).
Frengky Aruan - Senin, 19 Mei 2025
Jabat Tangan Paus Leo XIV, Cak Imin: Simbol Persahabatan dan Komitmen Kemanusiaan
Indonesia
Dialog Agung di Vatikan: Muhaimin Iskandar Membawa Pesan Kebhinekaan dari Indonesia untuk Paus Leo XIV
Muhaimin Iskandar menilai, visi Paus Leo XIV untuk menyatukan gereja Katolik dunia sebagai kekuatan penyembuh dan pemersatu
Angga Yudha Pratama - Senin, 19 Mei 2025
Dialog Agung di Vatikan: Muhaimin Iskandar Membawa Pesan Kebhinekaan dari Indonesia untuk Paus Leo XIV
Indonesia
Budi Arie Sebut Pelantikan Paus Leo XIV Jadi Seruan Moral dan Relevansi dengan Gerakan Koperasi
Semangat solidaritas dan subsidiari adalah dua prinsip utama yang menjadi inti pengembangan koperasi desa di Indonesia
Angga Yudha Pratama - Senin, 19 Mei 2025
Budi Arie Sebut Pelantikan Paus Leo XIV Jadi Seruan Moral dan Relevansi dengan Gerakan Koperasi
Indonesia
Diiisukan Terseret Kasus Dugaan Judi Online, Budi Arie Malah ‘Mejeng’ di Pelantikan Paus Leo XIV
Budi Arie Setiadi menghadiri pelantikan pemimpin Gereja Katolik Paus Leo XIV di Basilika Santo Petrus, Vatikan.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 18 Mei 2025
Diiisukan Terseret Kasus Dugaan Judi Online, Budi Arie Malah ‘Mejeng’ di Pelantikan Paus Leo XIV
Dunia
Singgung Banyaknya Kemiskinan hingga Kebencian, Paus Leo XIV Minta Gereja jadi ‘Ragi’ Bagi Dunia
Paus Leo XIV secara resmi dilantik dan memulai pemerintahannya sebagai pemimpin Gereja Katolik sedunia.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 18 Mei 2025
Singgung Banyaknya Kemiskinan hingga Kebencian, Paus Leo XIV Minta Gereja jadi ‘Ragi’ Bagi Dunia
Dunia
Paus Leo XIV Dilantik Hari ini di Basilika Santo Petrus, 250 Ribu Orang hingga Sejumlah Pemimpin Dunia Hadir
Pelantikan ini digelar 10 hari setelah Paus Leo XIV yang bernama asli Robert Francis Prevost resmi terpilih sebagai penerus mendiang Paus Fransiskus.
Dwi Astarini - Minggu, 18 Mei 2025
Paus Leo XIV Dilantik Hari ini di Basilika Santo Petrus, 250 Ribu Orang hingga Sejumlah Pemimpin Dunia Hadir
Indonesia
Cak Imin Diutus dalam Pelantikan Paus Leo XIV, Diharap Jadi Jembatan Persaudaraan Indonesia-Vatikan
Cak Imin dijadwalkan menghadiri misa pelantikan Paus Leo XIV di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, pada hari Minggu (18/5)
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 17 Mei 2025
Cak Imin Diutus dalam Pelantikan Paus Leo XIV, Diharap Jadi Jembatan Persaudaraan Indonesia-Vatikan
Indonesia
Prabowo tak Hadiri Pelantikan Paus Leo XIV, Tugasi Menkop Budi Arie
Pelantikan akan digelar Minggu, 18 Mei.
Dwi Astarini - Jumat, 16 Mei 2025
Prabowo tak Hadiri Pelantikan Paus Leo XIV, Tugasi Menkop Budi Arie
Dunia
Paus Leo XIV Minta Hentikan Perang di Gaza, Ukrania, dan India-Pakistan
Pemimpin baru Takhta Suci Paus Leo XIV menyerukan penghentian perang di Gaza, Ukraina, dan perbatasan India-Pakistan, saat memimpin misa Minggu di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Wisnu Cipto - Minggu, 11 Mei 2025
Paus Leo XIV Minta Hentikan Perang di Gaza, Ukrania, dan India-Pakistan
Bagikan