Single ‘Menjelma Cahaya’ Menuju Album Baru Pusakata
Minggu, 27 Juni 2021 -
PUSAKATA memiliki cara unik tersendiri dalam menghadirkan setiap karyanya. Seperti single terbaru berjudul Menjelma Cahaya, diawali dengan rilisnya video musik buatan sutradara Johanes Simon di kanal YouTube Pusakata.
Single ketujuh Pusakata yang terangkum dalam Mesin Waktu 2020 itu hadir dengan video musik, hasil kolaborasi bersama Johanes Simon sebagai Director. Video sebelumnya yang mendapat antusias luar biasa di antaranya Ruang Tunggu, Di Seberang Sana dan Namamu Kueja Pelan-Pelan.
Baca juga:
Pengambilan gambar untuk keempat video tersebut dilakukan di Sumba NTT, selama bulan Ramadan 2021. Kedua seniman tersebut satu frekuensi dengan Pusakata, yaitu berkarya tanpa batas.
Anis Kurniasih menyelami keindahan diksi Pusakata dan Johanes Simon menangkap setiap gerakan Pusakata untuk dikawinkan dengan hangatnya matahari serta keindahan alam Marapu, sehingga lahirlah judul Menjelma Cahaya.
“Lagu ini adalah sebuah kisah tentang manusia yang terombang-ambing dalam lautan kehidupan, berharap cahaya segera datang, menepis awan yang kian tebal, lalu mengangkatnya ke atas gelombang untuk bersandar pada dermaga hidup yang tenang,” ujar Pusakata dalam keterangan resmi yang diterima Merah Putih, Jumat (25/6).
Menjelma Cahaya coba menjelaskan bahwa hidup bagaikan lautan luas, dan tepiannya adalah kematian. Sebuah keniscayaan manusia mengarungi hidup, meski tidak ada yang tahu bagaimana akhirnya, kapan ajal itu tiba. Sementara, bahagia adalah jelmaan permukaan laut yang tenang, kedalamannya yang memeluk dengan mesra. Deritanya badai dan arus yang garang.
Baca juga:
Tentang lagu Menjelma Cahaya, musisi yang akrab disapa Mas Is itu mencoba merepresentasikan Sang Maha Pencipta, menuntun kita lewat langit, lalu angin yang bertiup sepanjang waktu, serta cahaya matahari, dan bulan yang silih berganti terbit.
Kadang kita tersesat hilang arah karena tak pandai membaca tanda. Ada yang tenggelam ke palung dalam tanpa daya meraih permukaan. Semua terjadi saat kita menyerah, ketika tak punya bekal sebelum berlayar. Daratan adalah harapan dan mimpi tempat berlabuh. Tempat jiwa dan raga bersandar. Gagasan ini yang coba disuguhkan oleh Mas Is.
“Mendengarkan lagu ini, seperti diajak untuk melakukan perjalanan kedalam diri. Semakin dewasa, semakin haru berani untuk bertarung ditengah ketidakpastian. Disaat yang sama, ada mimpi yang harus kita genggam. Dan harapan (lentera) itu sekecil apapun adalah nyala yang bisa menjadi terang dan pedoman menuju arah yang ingin kita tuju,” ucap Anis Kurniasih. (far)
Baca juga:
Perjalanan Spiritual Pusakata di Lagu ‘Kueja Namamu Pelan-Pelan’