Serangan Siber Pada Perusahaan Game Meningkat Drastis

Selasa, 09 Agustus 2022 - Raden Yusuf Nayamenggala

KEAMANAN data perusahaan game sangat terancam tahun ini. Pada laporan State of the Internet: Gaming Respawned, perusahaan teknologi komputasi awal (cloud) Akamai Technologies Inc menyatakan terdapat lonjakan serangan pada aplikasi web di industri gaming. Serangan ini meningkat dari tahun sebelumnya, yakni mencapai lebih dari dua kali lipat.

Seperti yang dikutip dari laman Antara, laporan tersebut menguraikan bahwa serangan itu berpangkal dari meroketnya popularitas serta permintaan akan platform game cloud.

Baca Juga:

Peretas Rusia 'Gempur' Lithuania, Ada Apa?

Serangan pada aplikasi web di sektor gaming tentunya membuat akun para gamers akan berisiko dibobol oleh pelaku kejahatan siber. Hal itu bisa mengakibatkan penjualan akun game dan pencurian informasi pribadi, seperti data kartu kredit.

Penjahat siber banyak ynag menyerang perusahaan game. (Foto: pixabay/fotoart-treu)

Pasar transaksi mikro diproyeksikan mencapai USD 106,2 miliar di tahun 2026, sehingga menjadi sasaran empuk bagi para penyerang. "Pertumbuhan serta evolusi aktivitas gaming memicu peningkatan jumlah serangan siber yang terjadi," ujar Senior Strategist Akamai untuk Industri Media & Hiburan Jonathan Singer.

Lebih lanjut Jonathan menambahkan, biasanya, pelaku kejahatan siber mengincar live service dan kredensial bersama untuk mencuri aset gaming. Kemudian, seiring bertambahnya industri gaming ke teknologi cloud, terdapat potensi ancaman baru yang dimanfaatkan penjahat siber untuk mengincar pemain baru.

Baca Juga:

Chipset Qualcomm dan Mediatek Rentan Disusupi Peretas?

Berdasarkan laporan tersebut, sebanyak 37 persen dari total serangan DDoS menghantui industri gaming. Persentase tersebut melampaui sektor finansial pada posisi kedua dengan 22 persen.

Penjahat siber menyasar sejumlah perusahaan game di berbagai negara (Foto: pixabay/geralt)

Kemudian, temuan lain di State of the Internet: Gaming Respawned pun mencakup serangan terhadap aplikasi web pada sektor gaming, yang melonjak 167 persen antara kuartal 1 2021 hingga kuartal 1 2022, yang memengaruhi jutaaan akun pemain video game di seluruh dunia.

Kemudian negara yang menjadi target utama para penjahat siber yaitu Amerika Serikat, Swiss, India, Jepang, Inggris, dan sejumlah Negara Eropa lainnya serta Asia. Terlebih, perusahaan gaming mengalihkan operasi ke cloud, sehingga menjadi ladang baru yang menggiurkan bagi peretas.

Salah satu transaksi yang menjadi incaran penjahat siber, yaitu transaksi mikro di industri gaming. Hal tersebut dilakukan oleh penjahat siber agar tidak terendus dengan menyasar kemapuan finansial pemain. (ryn)

Baca Juga:

Menelusur Dalang di Balik Peretasan Channel YouTube Justin Bieber

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan