Serangan di New Orleans Disebut tak Berhubungan dengan Las Vegas
Jumat, 03 Januari 2025 -
MERAHPUTIH.COM - DUA serangan terjadi di Amerika Serikat pada hari yang sama, Rabu (1/1). Serangan mobil menabrak kerumunan di New Orleans, Louisiana, sedangkan mobil meledak di area Trump Hotel di Las Vegas, Nevada. Meski kedua serangan itu terjadi di hari yang sama, Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat tidak menemukan adanya ‘hubungan yang pasti’.
“Pada titik ini, tidak ditemukan hubungan yang pasti antara serangan di New Orleans dan yang terjadi di Las Vegas," ucap Asisten Direktur FBI Christopher Raia, dikutip ANTARA, Kamis (2/1).
Pernyataan tersebut disampaikan setelah serangan mobil menyeruduk kerumunan pengunjung Bourbon Street, New Orleans, pada malam Tahun Baru. Pelaku serangan itu diidentifikasi sebagai Shamdud-Din Jabbar, 42, seorang warga Texas yang juga mantan personel militer AS. Di hari yang sama, sebuah Tesla Cybertruck meledak di luar Trump International Hotel di Las Vegas. Ledakan Cybertruck itu menewaskan satu orang dan melukai tujuh lainnya. Pelaku diidentifikasi sebagai Matthew LiveIsberger, 37, seorang veteran militer AS.
Raia menyebut kejadian di New Orleans sebagai aksi terorisme. "Aksi tersebut merupakan tindakan yang terencana dan jahat," kata dia.
Baca juga:
Sementara itu, FBI tidak mendapati adanya keterlibatan orang lain dalam serangan di New Orleans. Shamsud-Din Jabbar hingga saat ini diyakini beraksi sendiri. Jabbar tewas dalam baku tembak dengan personel kepolisian setelah melancarkan aksinya. Pejabat FBI itu mengatakan Jabbar 100 persen terinspirasi oleh kelompok teror ISIS, dan pihaknya masih menyelidiki bagaimana Jabbar terpapar radikalisme.
"Sebagaimana diketahui, kami mendapati adanya bendera ISIS di bagian belakang kendaraannya. Jabbar menyatakan dukungan terhadap kelompok teroris itu di media sosial, sembari berkendara ke New Orleans," kata Raia.
Ia menegaskan, Jabbar berkendara dari Houston ke New Orleans pada 31 Desember 2024 dan mengirimkan video melalui Facebook untuk menyatakan dukungan terhadap ISIS serta memberikan wasiat terakhirnya. "Ada lima video di akun Facebook Jabbar. Dalam video pertama, Jabbar menjelaskan rencana awalnya ialah menyerang keluarga dan temannya. Namun, ia khawatir pemberitaan nanti tak akan fokus pada 'perang antara orang beriman dan orang kafir'," ucap pejabat FBI itu.
Selain itu, kata Raia, Jabbar juga menyatakan telah bergabung ke ISIS sebelum musim panas tahun ini. Raia menyebut tiga ponsel beserta dua laptop yang terkait dengan Jabbar telah disita penyidik. Pihaknya kini berfokus memeriksa riwayat ponsel dan laptop tersebut untuk mencari petunjuk baru.
Setelah serangan tersebut, FBI meyakini situasi keamanan di New Orleans kini tak lagi membahayakan. Pejabat setempat juga menyatakan agenda Sugar Bowl, pertandingan sepak bola Amerika tingkat universitas, dilanjutkan pada Kamis (2/1), mundur sehari dari rencana awal pada Rabu (1/1).(*)
Baca juga: