Serangan di New Orleans Disebut tak Berhubungan dengan Las Vegas


Pelakunya, seorang veteran Angkatan Darat AS bernama Shamsud-Din Jabbar. (Foto: YouTube/ NBC News)
MERAHPUTIH.COM - DUA serangan terjadi di Amerika Serikat pada hari yang sama, Rabu (1/1). Serangan mobil menabrak kerumunan di New Orleans, Louisiana, sedangkan mobil meledak di area Trump Hotel di Las Vegas, Nevada. Meski kedua serangan itu terjadi di hari yang sama, Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat tidak menemukan adanya ‘hubungan yang pasti’.
“Pada titik ini, tidak ditemukan hubungan yang pasti antara serangan di New Orleans dan yang terjadi di Las Vegas," ucap Asisten Direktur FBI Christopher Raia, dikutip ANTARA, Kamis (2/1).
Pernyataan tersebut disampaikan setelah serangan mobil menyeruduk kerumunan pengunjung Bourbon Street, New Orleans, pada malam Tahun Baru. Pelaku serangan itu diidentifikasi sebagai Shamdud-Din Jabbar, 42, seorang warga Texas yang juga mantan personel militer AS. Di hari yang sama, sebuah Tesla Cybertruck meledak di luar Trump International Hotel di Las Vegas. Ledakan Cybertruck itu menewaskan satu orang dan melukai tujuh lainnya. Pelaku diidentifikasi sebagai Matthew LiveIsberger, 37, seorang veteran militer AS.
Raia menyebut kejadian di New Orleans sebagai aksi terorisme. "Aksi tersebut merupakan tindakan yang terencana dan jahat," kata dia.
Baca juga:
Sementara itu, FBI tidak mendapati adanya keterlibatan orang lain dalam serangan di New Orleans. Shamsud-Din Jabbar hingga saat ini diyakini beraksi sendiri. Jabbar tewas dalam baku tembak dengan personel kepolisian setelah melancarkan aksinya. Pejabat FBI itu mengatakan Jabbar 100 persen terinspirasi oleh kelompok teror ISIS, dan pihaknya masih menyelidiki bagaimana Jabbar terpapar radikalisme.
"Sebagaimana diketahui, kami mendapati adanya bendera ISIS di bagian belakang kendaraannya. Jabbar menyatakan dukungan terhadap kelompok teroris itu di media sosial, sembari berkendara ke New Orleans," kata Raia.
Ia menegaskan, Jabbar berkendara dari Houston ke New Orleans pada 31 Desember 2024 dan mengirimkan video melalui Facebook untuk menyatakan dukungan terhadap ISIS serta memberikan wasiat terakhirnya. "Ada lima video di akun Facebook Jabbar. Dalam video pertama, Jabbar menjelaskan rencana awalnya ialah menyerang keluarga dan temannya. Namun, ia khawatir pemberitaan nanti tak akan fokus pada 'perang antara orang beriman dan orang kafir'," ucap pejabat FBI itu.
Selain itu, kata Raia, Jabbar juga menyatakan telah bergabung ke ISIS sebelum musim panas tahun ini. Raia menyebut tiga ponsel beserta dua laptop yang terkait dengan Jabbar telah disita penyidik. Pihaknya kini berfokus memeriksa riwayat ponsel dan laptop tersebut untuk mencari petunjuk baru.
Setelah serangan tersebut, FBI meyakini situasi keamanan di New Orleans kini tak lagi membahayakan. Pejabat setempat juga menyatakan agenda Sugar Bowl, pertandingan sepak bola Amerika tingkat universitas, dilanjutkan pada Kamis (2/1), mundur sehari dari rencana awal pada Rabu (1/1).(*)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding

Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Dubes RI Harus Tarik Investor ‘Kelas Kakap’ hingga Perluas Akses Pasar di Amerika Serikat, DPR: Intinya Harus Menguntungkan Indonesia

Ini Yang Akan Dibahas Dalam Pertemuan Trump dan Putin di Alaska

Meksiko Kirim 26 Tokoh Kartel Narkoba ke AS, Ada Deal dengan Trump

UFC akan Gelar Pertarungan Perdana di Gedung Putih, Rayakan 250 Tahun AS

Gedung Putih Umumkan Rencana Pembangunan Ballroom Baru Senilai Rp 3,2 Miliar, Dana Disumbang Trump dan Donor Anonim

Sarang Tawon Radioaktif Ditemukan di Situs Bekas Pembuatan Bom Nuklir, Pengelola Malah Nyatakan itu tak Berbahaya
