Seniman Yogyakarta: Lebih Baik Mengawinkan Budaya

Senin, 28 Maret 2016 - Zulfikar Sy

MerahPutih Budaya - Perkembangan dunia globalisasi tidak terelakkan. Akulturasi budaya dunia merupakan dampak dari arus global tersebut, sehingga negara-negara harus berinteraksi satu dengan yang lain.

Akibatnya, budaya tradisi semakin tersisihkan. Di tengah kondisi tersebut, penari tradisional asal Yogyakarta, Kinanti Sekar Rahina, menyatakan tidak perlu budaya global dilawan secara ekstrem.

"Melawannya tidak dengan makna ekstream. Tapi, lebih baik mengawinkan budaya. Antara yang global dengan lokal sendiri," katanya, saat ditemui merahputih.com di sanggarnya, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Kamis (24/3).

Salah satu pementasan tari yang dilakoni Kinanti Sekar 

Perempuan yang akrab dipanggil Sekar ini mencontohkan perpaduan antara kebaya dan jeans. Perpaduannya justru menghasilkan warna baru yang menarik bagi anak muda. Dengan demikian, tradisi tidak hilang dan budaya luar juga tetap diikuti.

"Misalnya lagi, bagaimana supaya bisa gamelan dimainkan bersama drum. Kan lebih menarik," paparnya.

Sekar menjelaskan bahwa kebudayaan tradisi saat ini harus dipertahankan generasi muda. Tanpa pemahaman generasi muda, identitas budaya tradisi semakin terkikis. Langkah perkawinan budaya, menurutnya, merupakan langkah yang tepat bagi generasi muda memahami budaya sendiri. (Fre)

BACA JUGA:

  1. Sanggar Seni Kinanti Sekar Bukan Sekadar Ruang untuk Menari
  2. Kinanti Sekar Rahina Ajarkan Tari demi Kelestarian Budaya
  3. Wisata Religi ke Gereja Tertua di Yogyakarta
  4. Menelusuri Gereja Santo Fransiskus Xaverius, Gereja Bersejarah di Yogyakarta
  5. Yuk Wisata ke Gereja Gothic Sayidan, Yogyakarta

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan