Selamat Hari Raya Galungan
Rabu, 07 September 2016 -
MerahPutih Budaya - Hari ini Rabu (7/9) merupakan hari dimana umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan.
Hari raya ini dirayakan umat Hindu setiap enam bulan Bali (210 hari), yakni pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon Dungulan) sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).
Hari Raya Galungan dirayakan setiap enam bulan sebagai hari kemenangan kebenaran (Dharma) atas kejahatan (Adharma) dengan menggelar persembahyangan di Pura tiap desa adat di seluruh Bali.
Seperti yang dikutip dari wikipedia, Pagi hari umat telah memulai upacara untuk Galungan. Dimulai dari persembahyangan di rumah masing-masing hingga ke Pura sekitar lingkungan.
Tradisi yang kerap kita jumpai pada Galungan adalah Tradisi “Pulang Kampung”, umat yang berasal dari daerah lain, seperti perantauan akan menyempatkan diri untuk sembahyang ke daerah kelahirannya masing-masing.
Bagi umat yang memiliki anggota keluarga yang masih berstatus [Makingsan di Pertiwi] (mapendem/dikubur), maka umat tersebut wajib untuk membawakan banten ke kuburan dengan istilah Mamunjung ka Setra Kuburan saat hari Raya Galungan banten tersebut terdiri atas punjung seperti telah disebutkan di atas, disertai tigasan/kain saperadeg (seadanya) dan air kumkuman (air bunga).
Alhasil hastag Selamat Hari Raya Glungan jadi trending topic, berikut ini kicauannya:
"Om swastiastu... Selamat hari raya Galungan saudara2 kami umat hindu."
"Selamat Hari Raya Galungan umat Hindu Sedharma."
"Selamat Hari Raya Galungan Untuk Ngalamers yang Merayakan."
"Selamat Hari Raya Galungan untuk umat sedharma. Semoga kebaikan selalu menyertai hidup kita semua. Astungkara.'
"Selamat Hari Raya Galungan & Kuningan bagi saudara2 kami yang merayakan, damai di bumi damai di hati."
BACA JUGA:
- Jelajahi Kehidupan Jenderal Besar Sudirman di Museum Sasmitaloka
- Wisata Edukasi TNI di Museum Dharma Wiratama
- Anggun C Sasmi Bersama 'Kembarannya' di Museum Madame Tussauds
- Menengok Museum Manusia Purba Sangiran di Sragen
- Candran, Satu-satunya Desa Wisata dengan Museum Tani