Sekjen Gerindra Singgung Calon Pemimpin yang Buat Tempat-tempat Selfie
Rabu, 12 Oktober 2022 -
MerahPutih.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan, penting bagi rakyat untuk memahami kualitas, kapasitas, dan kapabilitas setiap calon pemimpin yang akan dipilihnya.
Karena di era demokrasi ini, ada banyak cara bagi seorang calon pemimpin untuk mempertunjukkan pencitraan daripada kepedulian dan pengetahuannya tentang masalah yang sesungguhnya dihadapi rakyat.
Baca Juga:
Cak Imin Tegaskan PKB dan Gerindra Tengah Siapkan Deklarasi Capres
"Hari ini ada kecenderungan bahwa kita dipertontonkan dengan calon-calon pemimpin yang hanya memenuhi kepuasan rakyat sesaat. Misalnya dengan membuat fasilitas yang hanya menjadi tempat-tempat selfie. Dengan cara-cara seperti itu, maka hampir semua sisi negatif dari calon pemimpin itu tidak kelihatan," ujarnya.
Semua calon pemimpin, lanjut Muzani, akhirnya memilih jalan itu. Tanpa betul-betul memahami apa yang menjadi masalah bangsa dan kebutuhan rakyat saat ini.
"Ketika rakyat memilih calon pemimpin seperti ini, pada akhirnya harapan rakyat menjadi fatamorgana karena ketidakmampuan pemimpin tersebut untuk menjadi pemimpin yang ideal," imbuhnya.
Menurut Muzani, Indonesia ke depan harus memiliki pemimpin yang kuat dengan memahami permasalahan substansi kerakyatan dan ancaman global. Ancaman resesi dan perang nuklir saat ini harus disikapi dengan cermat. Karena implikasi dari perang Rusia-Ukraina saat ini sudah melanda negara-negara Eropa Barat.
Baca Juga:
Gerindra Minta Heru Budi Selesaikan Program yang Belum Tuntas dari Gubernur Sebelumnya
"Tanda-tanda krisis akibat resesi sudah terjadi di Inggris. Orang mulai antri buat makan. Di Kota London, semua makanan harganya naik 25 persen. Negara yang begitu luar biasa makmur dan kaya, tapi sekarang harga makanan sangat mahal. Biaya listrik naik 70 persen, air bersih naik 50 persen. Dan di negara-negara Eropa Barat semua sekarang sedang menghadapi musim dingin. Suplai gas yang selama ini dari Rusia sekarang ditutup," jelas Muzani.
Itu sebabnya, lanjut Muzani, penting bagi Indonesia untuk bisa mengantisipasi dengan baik dari ancaman-ancaman resesi ini. Muzani juga menyinggung persoalan tentang pujian International Monetary Fund (IMF) yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia adalah cahaya di tengah kegelapan.
"Anehnya di tengah situasi seperti sekarang, IMF justru memuji Indonesia diangap ekonominya paling bercahaya. Kalau sudah dipuji IMF, hati-hati terhadap pujian IMF. Kita punya pengalaman menghadapi krisis berat 98 dan menjadi krisis politik. Saat itu kita terlena dengan pujian IMF yang mengatakan fundamen ekonomi kita cukup kuat," papar Muzani.
Muzani melanjutkan, ketika itu resesi terjadi lebih dulu di Thailand. Namun dalam hitungan minggu usai IMF memuji kita, Indonesia mengalami hal yang sama dengan Thailand, bahkan lebih parah.
"Apa artinya? apa yang dikatakan IMF tidak relevan, jangan-jangan mereka memuji agar kita terlena," pungkasnya. (Pon)
Baca Juga: