Sejumlah Diplomat Asing Belajar Bahasa Indonesia di UMM
Kamis, 03 Agustus 2017 -
MerahPutih.Com - Bahasa Indonesia rupanya masih memiliki daya tarik tersendiri bagi sejumlah warga asing. Khususnya para diplomat negara sahabat, penguasaan Bahasa Indonesia jadi salah satu tuntutan dalam berdiplomasi.
Sekitar 12 diplomat dari 12 negara di dunia saat ini sedang belajar Bahasa Indonesia di Universitas Muhammadiyah Malang. Mereka juga akan mempelajari budaya dan berkunjung ke sejumlah destinasi wisata di Jawa Timur.
Menurut Kepala Kepala Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) UMM Dr Arif Budi Wurianto di Malang, Jawa Timur, Kamis (3/8), ke-12 diplomat asing bisa mempopulerkan budaya dan parawisata di Indonesia di negara masing-masing.
"Tugas mereka setelah kembali dari Indonesia tidak berbeda jauh dengan mahasiswa program Darmasiswa yang sudah berjalan selama bertahun-tahun, yakni mengenalkan dan mempromosikan budaya serta dunia kepariwisataan Indonesia di negara masing-masing," ujarnya.
Ke-12 diplomat yang sedang belajar bahasa dan budaya Indonesia di UMM itu berasal dari Afrika Selatan, Fiji, Iran, Jepang, Kamboja, Kazakhstan, Kolumbia, Laos, Papua Nugini, Spanyol, Sri Lanka, dan Zimbabwe. Mereka mulai melakukan serangkaian pelatihan dan pembelajaran mulai 3 hingga 31 Agustus 2017.
Arif mengakui dipercayanya UMM untuk melatih para diplomat asing tersebut, tidak mudah, sebab harus melalui serangkaian seleksi yang dilakukan oleh Badan Diklat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI.
"Ini pertama kalinya Kemenlu bekerja sama dengan perguruan tinggi. UMM lolos karena dinilai memiliki beberapa keunggulan, di antaranya ketersediaan fasilitas pendukung, tenaga pengajar berkualitas, serta kurikulum dan silabus yang terstandar," kata Arif.
Selain bahasa, katanya, para diplomat asing tersebut juga akan diajarkan tentang karawitan, menari, membatik, dan pengenalan pariwisata. Beberapa tempat pariwisata di Malang, Batu, dan Probolinggo yang memungkinkan untuk promosi di negara mereka, sekaligus sebagai lokasi tujuan pembelajaran.
"Mereka nanti juga wajib mengikuti upacara peringatan atau HUT Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus nanti di kampus UMM," ucapnya.
Rektor UMM Dr Fauzan menambahkan pembelajaran bagi diplomat asing tersebut menjadi instrumen yang penting untuk diplomasi karena seorang diplomat harus memiliki kemampuan diplomasi komunikasi dan pengalaman terkait kebudayaan di negara tempat tugasnya.
"Pengenalan budaya dan bahasa dimana seorang diplomat bertugas itu sangat penting, bahkan ketika selesai bertugas di suatu negara akan lebih elok kalau mereka juga mempromosikan budaya maupun kepariwisataan negara dimana mereka bertugas," katanya.(*)
Sumber: ANTARA