Sebagian Wilayah Yogyakarta Mulai Dilanda Kekeringan
Jumat, 24 Juli 2020 -
MerahPutih.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyebutkan sejumlah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai mengalami kekeringan meteorologis.
Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Etik Setyaningrum menjelaskan kekeringan meteorologis disebabkan berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya dalam jangka waktu yang panjang bisa bulanan, dua bulanan, atau lebih.
Baca Juga
Komunitas Garuk Sampah, Bukan Sekadar Kata Tapi Tindakan Nyata Pada Lingkungan
Beberapa wilayah DIY masuk kategori kekeringan cukup parah sehingga kini berstatus siaga bencana kekeringan.
"Status siaga karena telah mengalami 31 sampai 60 hari tanpa hujan (HTH) dan prospek peluang curah hujan rendah kurang dari 20 milimeter per dasarian," jelas Etik di Yogyakarta, Jumat (24/7).
Wilayah di DIY yang saat ini mulai siaga kekeringan adalah Kecamatan Bambanglipuro, Banguntapan, Bantul, Dlingo, Imogiri, Jetis, Kasihan, Pajangan, Piyungan, Pleret, Pundong, Sanden, Sewon, Srandakan (Kabupaten Bantul),"
Adapula wilayah Tegalrejo, Umbulharjo (Kota Yogyakarta), Rongkop (Gunungkidul), Galur, Kokap, Lendah, Panjatan, Pengasih (Kulon Progo), serta Berbah, Depok, Gamping, Kalasan, Seyegan (Sleman).

Selain itu, kata dia, sejumlah daerah lainnya di DIY ditetapkan berstatus waspada atau telah mengalami 21-30 HTH dengan prospek peluang curah hujan rendah kurang dari 20 milimeter per dasarian.
Daerah tersebut yakni Kecamatan Pandak (Kabupaten Bantul), Girisubo, Panggang, Purwosari, Tanjungsari, Tepus (Gunungkidul) dan Kecamatan Girimulyo Kalibawang, Sentolo (Kulon Progo), dan Cangkringan, Godean, Minggir, Mlati, Moyudan, Ngaglik (Sleman).
BMKG Yogyakarta mengimbau masyarakat serta pemerintah daerah yang wilayahnya masuk katagori waspada dan siaga kekeringan meteorologis untuk mengantisipasi dampak kekeringan ini terhadap sektor pertanian dan lingkungan.
"Dampaknya mulai dari berkurangnya pasokan air pada lahan pertanian, meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan serta berkurangnya sumber air untuk kebutuhan rumah tangga," kata dia.
Baca Juga
Indonesian Tempe Movement (ITM) Promosikan Indonesia Melalui Tempe
Berdasarkan hasil monitoring terhadap perkembangan musim kemarau, menurut dia, menunjukkan seluruh wilayah DIY sudah memasuki musim kemarau dan puncak musim kemarau diprakirakan pada Agustus 2020.
"Secara normalnya awal musim hujan DIY dimulai pada pertengahan Oktober hingga awal November," tutupnya. (Teresa Ika/Yogyakarta)