Schlumberger Rumahkan 10.000 Karyawan, Kementerian ESDM Angkat Tangan

Senin, 25 Januari 2016 - Luhung Sapto

MerahPutih Bisnis - Harga minyak mentah dunia anjlok hingga di bawah US$30 per barel. Perusahaan asal Amerika Serikat, Schlumberger merumahkan lebih dari 10.000 karyawan dalam tiga bulan terakhir sebagai imbas menurunnya harga minyak.

Dirjen Migas I Gusti Nyoman Wiratmadja mengatakan Kementerian ESDM tidak bisa mencegah hal itu. Sebab, dalam tiga bulan terakhir, Schlumberger telah mencatatkan kerugian sebesar US$1 miliar dolar, kerugian per kuartal pertama dalam 12 tahun. Pendapatan perusahaan tersebut juga jatuh 39 persen menjadi US$7,74 miliar.  

"Karena Sclumberger adalah perusahaan penunjang. Kalau industri penunjang, kita hanya bisa menghimbau tidak bisa memaksa. Kalau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) seperti Chevron masih bisa kita paksa," katanya di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/1).

Ditambahkan, pemerintah Indonesia berharap bisa memberikan tax holiday atau moratorium eksplorasi agar industrinya tetap jalan tapi kenyataannya tidak bisa berbuat apa-apa. 

Sebelumnya, CEO Schlumberger Paal Kibsgaard menyatakan harga minyak terus merosot dan tidak ada tanda-tanda harga minyak akan kembali naik ke depan. Kejatuhan harga minyak membuat investor khawatir para klien Schlumberger akan membatalkan proyek karena merosotnya harga minyak.  

Kekhawatiran itu turut memicu amblesnya harga saham Schlumberger hampir 20 persen di bursa saham pada tahun 2015. Schlumberger juga telah merumahkan 20.000 karyawan baru-baru ini. (rfd)

BACA JUGA:

  1. Ford Hengkang dari Indonesia
  2. Chevron Akan PHK 1.500 Karyawan, Ini Jawaban Kementerian ESDM
  3. PT Chevron Putus Kontrak Blok EAST Kalimantan
  4. Sektor Minyak dan Tambang Lesu, Caterpillar PHK 10.000 Karyawan
  5. Petronas Akan PHK 51.000 Karyawan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan