Sam Altman Ancam OpenAI akan Tinggalkan Uni Eropa
Jumat, 26 Mei 2023 -
UNI Eropa (UE) berbeda sikap dengan AS dalam hal penerimaan terhadap AI. UE lebih galak, sedangkan AS lebih ramah untuk AI.
Sementara Altman telah mengancam akan membawa mainan teknologi besarnya keluar dari benua itu jika mereka tidak mau bermain sesuai aturannya, seperti dilaporkan Gizmodo, Rabu (24/5).
Altman telah bepergian ke berbagai negara. Mulai dari Lagos, Nigeria, hingga ke seluruh Eropa.
Saat mengunjungi London, Inggris, dia harus menghindari beberapa pengunjuk rasa. Di antara mereka adalah orang-orang dari perusahaan teknologi besar, bisnis, dan pembuat kebijakan tentang model AI-nya.
Tujuan utama kedatangannya adalah untuk mempromosikan ChatGPT yang didukung model bahasa besar dan untuk mendorong kebijakan regulasi pro-AI. Selama diskusi panel yang diselenggarakan oleh University College London, Altman mengatakan OpenAI untuk sementara akan mencoba untuk mematuhi peraturan UE terhadap AI.
Baca juga:
OpenAI Rilis ChatGPT Plus Berlangganan

Namun, sebenarnya ia jengkel dengan cara badan Eropa mendefinisikan sistem berisiko tinggi. Perlu diketahui, UU Kecerdasan buatan UE adalah salah satu undang-undang yang diusulkan pada 2021 yang akan mengklasifikasikan Kecerdasan Buatan menjadi tiga kategori risiko.
Beberapa AI menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima, seperti sistem penilaian sosial, AI rekayasa sosial nan manipulatif, dan beberapa AI yang berpotensi melanggar hak-hak dasar.
Di sisi lain, sistem AI berisiko tinggi sebetulnya bergantung pada tujuan penggunaannya, tetapi mereka harus mematuhi standar menyeluruh untuk transparansi dan pengawasan oleh badan pemerintah.
Altman mengatakan, di bawah rancangan undang-undang yang diusulkan saat ini, baik ChatGPT dan model bahasa besar GPT-4, dapat ditetapkan berisiko tinggi. Ini akan mengharuskan perusahaan untuk memenuhi persyaratan tertentu agar tetap dapat berisiko di UE.
Baca juga:
OpenAI Blokir Akses ChatGPT di Italia

“Jika kami dapat mematuhinya, kami akan melakukannya. Tapi jika kami tidak dapat melakukannya, kami akan berhenti beroperasi. Kami akan mencobanya. Tapi ada batasan teknis untuk apa yang mungkin,” tegas Altman.
Pada kenyataannya, undang-undang tersebut dirancang untuk memerangi potensi penyalahgunaan AI seperti sistem kredit sosial China dan kemampuan pengenalan wajah.
Kemudian datanglah OpenAI dengan ChatGPT berbasis model bahasa besar yang sangat populer.
UE mengatakan sedang memantau ChatGPT untuk memastikannya mematuhi undang-undang privasi mereka. Tentu saja, Undang-Undang AI tidak permanen, dan bahasanya dapat berubah, yang kemungkinan menjadi alasan Altman untuk mendatangi Eropa untuk berusaha mengubah kebijakan itu. (waf)
Baca juga:
CEO OpenAI Investasikan Rp 2,7 T untuk Memperpanjang Umur Manusia