Saat Tentara Korea Utara jadi 'Umpan' Meriam di Garis Depan Perang Ukraina-Rusia, 1.000 Nyawa Melayang

Kamis, 23 Januari 2025 - Ikhsan Aryo Digdo

MerahPutih.com - Pertumpahan darah terus terjadi di Kursk, Rusia. Korban tak hanya berdatangan dari tentara Ukraina dan Rusia, militer Korea Utara juga mengalami kerugian korban jiwa.

Tentara Korea Utara yang dikerahkan oleh Kim Jong-un untuk membantu pasukan Rusia di garis depan melawan Ukraina, hingga saat ini dilaporkan telah menderita hampir 40 persen korban. Informasi tersebut disampaikan oleh para pejabat Barat yang membeberkan data itu dengan identitas anonim demi keamanan mereka.

Laporan tersebut mengungkapkan jumlah korban perang dari pihak militer Korea Utara lebih rinci lagi, yakni total 4.000 orang. Jumlah tersebut termasuk mereka yang terluka, hilang, dan yang sudah terkonfirmasi 1.000 tentara telah tewas.

"Ini adalah pasukan yang hampir tidak terlatih yang dipimpin oleh perwira Rusia yang tidak mereka pahami," kata mantan komandan tank Angkatan Darat Inggris, Kolonel Hamish de Bretton-Gordon, menilai kualitas kemampuan bertempur tentara Korea Utara, seperti dikutip BBC, Kamis (23/1).

Baca juga:

Saat Ukraina dan Rusia Saling Serang Jelang Donald Trump Dilantik

Ukraina memang mencatat sejarah baru sejak perang dunia kedua, yakni dengan memasuki tanah Rusia untuk melakukan invasi militernya, tepatnya di wilayah Kursk pada Oktober lalu. Perang terus berkecamuk di wilayah seluas 29.800 kilometer persegi itu sejak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengerahkan personel tentaranya untuk melancarkan serangan balasan.

Akan tetapi, misi Ukraina untuk merebut wilayah itu tak pernah berjalan mulus, apalagi sejak tentara Korea Utara tiba di sana. Di tengah kesulitan melancarkan serangan untuk menumpas tentara Rusia, Ukraina tetap berhasil menguasai beberapa meter persegi wilayah Kursk dan cukup menimbulkan kerugian bagi pasukan Vladimir Putin.

Walau korban jiwa juga bertajuhan dari pihak militer Ukraina selama baku tembak terjadi di Kursk, boleh dibilang pasukan Korea Utara lebih mengalami kerugian. Kolonel Hamish bahkan menganalogikan tentara Korea Utara yang menerima perintah Kim Jong-un untuk berperang di perang Ukraina-Rusia, seperti sebuah umpan matang nan sangat empuk.

"Mereka adalah umpan meriam, dan para perwira Rusia bahkan kurang peduli pada mereka dibandingkan dengan anak buah mereka sendiri," tutupnya, menegaskan peluang hidup tentara Korea Utara amat kecil di perang untuk membela negara lain itu. (ikh)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan