Rizal Ramli Ingin CPO Indonesia Tembus Negara Maju
Jumat, 30 Oktober 2015 -
MerahPutih Bisnis - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli bertemu Delegasi Malaysia, Deputy Secretary General Ministry of Plantation Industries and Comodities, Datuk M Nagarajan guna membahas masalah Crude Palm Oil (CPO). Pertemuan ini merupakan tindak lanjut pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Najib Tun Razak di Istana Kepresidenan di Bogor, Jawa Barat, Minggu (11/10) lalu.
Pertemuan Presiden Jokowi dan PM Najib menghasilkan keputusan pembentukan council of palm oil producing countries (dewan negara produsen minyak sawit). Dewan ini akan membuat standar CPO untuk kesejahteraan petani sawit. Pasalnya, standar sawit kedua negara berbeda. Rizal ingin produksi sawit Indonesia bisa masuk ke negara-negara maju. Melalui pertemuan ini dihasilkan kesepakatan standar CPO. Untuk informasi, Indonesia dan Malaysia menguasai 85 persen pasar sawit dunia. Indonesia dan Malaysia akan mengadopsi E+Pop atau Ecology Welfare Palm Oil Producing Country.
"Standar baru, E+Pop merupakan standar baru pro lingkungan hidup, sustainability dan pro petani kecil di Indonesia dan Malaysia," ujar Rizal Ramli di Jakarta, Jumat (30/10).
Ke depan, Indonesia dan Malaysia berencana mengajak negara-negara lain penghasil sawit, seperti Thailand, Brasil, Kolombia, dan Ghana untuk bergabung. Tapi, sebelum terwujud Indonesia dan Malaysia akan membawa kesepakatan ini untuk dibahas dalam pertemuan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean yang akan diselenggarakan di Kuala Lumpur pertengahan November kemudian dilanjutkan dengan pertemuan APEC di Manila. (Abi)
BACA JUGA: