RIDO Ingin Budaya Tetap Kuat, Jadi Fondasi Jakarta Menuju Kota Global
Selasa, 24 September 2024 -
MerahPutih.com - Calon Gubernur (Cagub) nomor urut 01, Ridwan Kamil (RK) menegaskan bahwa kebudayaan adalah identitas yang harus terus lestari meski Jakarta akan dibawa naik kelas menjadi kota global oleh pasangan RK-Suswono (RIDO).
Hal itu ditegaskan oleh RK saat berdialog dengan para panelis yang hadir. Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023 itu menyampaikan bahwa kebudayaan adalah identitas yang sangat penting.
"Budaya itu adalah identitas kita, dia yang membedakan kita dengan yang lain," ujar RK dalam keterangannya yang dikutip Selasa (24/9).
Karena itu, meski Jakarta akan dibawa menjadi kota global oleh pasangan RIDO, RK ingin budaya tetap kukuh sebagai salah satu fondasi membangun Jakarta.
"Bahwa kebudayaan adalah identitas yang penting, Jakarta adalah simpul luar biasa, going global. Tapi tidak boleh melupakan kebetawiannya, maka kami ada program yang namanya Gerbang Betawi," terang RK.
Baca juga:
Pilkada DKI Jakarta 2024: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono No Urut 1
Gerbang Betawi adalah akronim dari Gerakan Membangun Kebudayaan Betawi. Program itu meliputi pendidikan, kesenian, arsitektur kota, hingga pelestarian situs-situs budaya.
Program tersebut bakal dikombinasikan dengan berbagai masukan dan saran yang disampaikan oleh masyarakat, termasuk di antaranya curhatan dari komunitas-komunitas pegiat budaya dan pecinta kesenian yang hadir dalam dialog di TIM. Dia ingin itu menjadi prioritas untuk diselesaikan.
"Jangka pendek dari saya dan Pak Suswono itu sebenarnya membereskan curhatan-curhatan yang tadi disampaikan. Itu paling konkret. Jadi, kalau curhatannya ada dinamika dengan Jakpro (terkait penggunaan TIM), ya sudah nanti kita tengahi apa masalahnya," ucapnya.
Demikian pula dengan curhatan yang terkait dengan anggaran. Emil menyampaikan, dia bersama Suswono akan mencarikan solusi.
Kurator Ibu Kota Nusantara (IKN) yang pernah menjadi wali kota Bandung itu pun mencontohkan optimalisasi dana Corporate Social Responsibility (CSR) dengan menghadirkan Buku CSR Jakarta.
Baca juga:
Tak Ada Politik Memecah-Belah, RIDO Berkompetisi Secara Fair
Dia memastikan bahwa salah satu BAB dalam buku tersebut berisi kebutuhan-kebutuhan untuk kelestarian budaya dan eksistensi pelaku seni.
”Sehingga orang orang yang punya akses kepada ekonomi dilobi oleh gubernurnya bisa menjadi patron di dalam yang namanya kebudayan. Sehingga tidak selalu bagi saya, pemajuan kebudayaan kesenian harus selalu seratus persen mengandalkan yang namanya anggaran," tuturnya. (Asp)