Menengok Rentetan Aksi Pussy Riot Sebelum Menerobos Pertandingan Final Piala Dunia 2018

Senin, 16 Juli 2018 - Zaimul Haq Elfan Habib

FINAL Piala Dunia 2018 antara Prancis dan Kroasia banyak melahirkan insiden menarik. Tak melulu tentang gol-gol indah dan suporter cantik. Lebih jauh, aksi beberapa penonton menerobos lapangan juga menuai polemik.

Memasuki menit ke-52, empat orang, dua laki-laki dan dua perempuan lari menerobos petugas keamanan dan masuk ke lapangan. Satu dari empat orang tersebut merupakan Olga Kurachyova, seorang anggota band punk Pussy Riot. Akibat insiden ini, laga final sempat terhenti sejenak.

Aggota band Pussy Riot. (Foto/PussyRiot)
Aggota band Pussy Riot. (Foto/PussyRiot)

Tak lama setelah insiden tersebut, melalui akun media sosialnya, Pussy Riot mengklaim bertanggung jawab atas aksi penyusupan tersebut. Dugaan sementara, aksi tersebut dilakukan karena ingin mendapat perhatian dari Presiden Rusia Vladimir Putin yang memang hadir juga di Luzhniki Stadium Moscow, Minggu (15/7).

Aksi Pussy Riot tersebut bukan kali pertama terjadi. Sejak lahir Agustus 2011 berbagai aksi terutama pada isu-isu feminis acap digelar dengan provokatif.

Paling menyita perhatian publik, tak lain aksi berhubungan seks di depan umum. Mereka mendokumentasikan aksi di Museum Biologi Moskow pada 20 juli 2012 itu, kemudian diunggah di dunia maya.

Aggota band Pussy Riot. (Foto/PussyRiot)
Aggota band Pussy Riot. (Foto/PussyRiot)

Debut pertama Pussy Riot menginvasi ruang publik, seturut lansiran CNN, terjadi kala mereka mengadakan konser di stasiun Metro Moskow pada 2012 dan menyanyikan sejumlah lagu berisi kritikan kepada Pemerintah Rusia.

Setelah aksi ini, Pussy Riot juga pernah tercatat melakukan aksi pada Olimpiade 2014. Dalam insiden tersebut mereka diserang sekompok milisi suku Kosak saat mencoba tampil di seputaran arena Olimpiade musim dingin di Sochi, Rabu (19/2). Enam anggota kelompok Pussy Riot -5 cewek dan 1 cowok- diserang senggaknya 10 anggota kelompok milisi Kosak. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan