Rencana Perdamaian Baru untuk Gaza, Hamas mungkin akan Menolak
Rabu, 01 Oktober 2025 -
MERAHPUTIH.COM — PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Israel Benjamin Netanyahu telah mengajukan rencana perdamaian dengan Palestina. Trump menyebut rencana itu akan dilaksanakan setelah ada persetujuan dari pihak Hamas.
Namun, hal itu sepertinya sulit tercapai. Seorang tokoh senior Hamas, dikutip BBC, mengatakan kelompoknya amat mungkin akan menolak rencana perdamaian Trump untuk Gaza. Pihaknya menyebut rencana itu melayani kepentingan Israel dan mengabaikan kepentingan rakyat Palestina.
Tokoh tersebut menegaskan kecil kemungkinan Hamas menyetujui syarat utama rencana Trump, yakni melucuti senjata dan menyerahkan seluruh persenjataan mereka. Hamas juga keberatan dengan rencana pengerahan International Stabilisation Force (ISF) di Gaza, yang dianggap sebagai bentuk baru dari pendudukan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menerima rencana Trump dalam pertemuan di Gedung Putih pada Senin (29/9). Hamas sendiri belum memberikan respons resmi.
Baca juga:
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan Hamas sedang mempelajari proposal Gedung Putih secara bertanggung jawab. Seorang pejabat senior Palestina yang mengetahui pembicaraan Hamas, dilansir BBC, bahwa pembahasan melibatkan kepemimpinan kelompok tersebut, baik di dalam maupun di luar Gaza.
Komandan militer Hamas di wilayah tersebut, Ez al-Din al-Haddad, diyakini berkeras untuk terus berperang ketimbang menerima tawaran yang ada. Para tokoh Hamas di luar Gaza belakangan tersisih dalam diskusi karena mereka tidak memiliki kendali langsung atas para sandera. Pembicaraan Hamas, yang diperkirakan berlangsung beberapa hari, juga mencakup faksi-faksi Palestina lain. Kelompok bersenjata Palestinian Islamic Jihad (PIJ), yang ikut serta dalam serangan 7 Oktober dan sebelumnya menahan beberapa sandera Israel, menolak rencana tersebut pada Selasa (30/9).
Bagi Hamas, salah satu poin krusial yakni tuntutan agar mereka menyerahkan seluruh sandera sekaligus. Itu berarti kehilangan satu-satunya kartu tawar yang mereka miliki.
Meskipun ada dukungan Trump terhadap rencana ini, banyak pihak tidak percaya Israel akan menghentikan operasi militer mereka setelah para sandera dilepaskan, terutama setelah Israel mencoba membunuh pemimpim Hamas di Doha awal bulan ini, yang dilakukan bertentangan dengan AS. Selain itu, peta Gaza yang dibagikan pemerintahan Trump memperlihatkan adanya zona penyangga di sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir. Masih belum jelas siapa yang akan mengelolanya. Namun, jika Israel terlibat, hal itu juga berpotensi menjadi titik sengketa.
Sejak menyetujui rencana itu pada Senin malam, Netanyahu juga terlihat menolak beberapa ketentuannya. Dalam sebuah video di X, ia menegaskan militer Israel akan tetap berada di beberapa bagian Gaza dan menyatakan bahwa Israel akan melawan secara paksa pembentukan Negara Palestina.
Hal itu bertentangan dengan kerangka kerja Trump, yang mensyaratkan penarikan penuh pasukan Israel dan menyebut bahwa setelah rencana tersebut rampung, mungkin ada jalur yang kredibel menuju penentuan nasib sendiri dan kenegaraan Palestina.
Di Gaza, banyak warga Palestina mendukung rencana ini, tapi semata-mata karena meyakini dapat mengakhiri perang.(dwi)
Baca juga:
20 Poin Proposal Gencatan Senjata Gaza dari Trump Hanya Wakili Kepentingan AS dan Israel