Ragam Kuliner Tradisional dari Kepulauan Nias, Unik dan Menggugah Selera

Sabtu, 27 Oktober 2018 - Zulfikar Sy

KEPULAUAN Nias merupakan salah satu daerah yang masuk Provinsi Sumatera Utara. Suku Nias, masyarakat asli kepulauan itu, memiliki ciri kebudayaan yang khas. Mereka menamakan diri sebagai ono niha artinya anak atau keturunan manusia.

Suku Nias memiliki ciri kebudayaan yang unik berbeda dengan suku lain di daratan Sumut yang terpisahkan oleh laut. Soal kuliner, Nias juga punya sajiannya sendiri yang menambah khazanah makanan Tanah Batak.

Tak lengkap menelusuri makanan tradisional Sumatera Utara apabila melewatkan Nias. Berikut merahputih.com sajikan ragam kuliner dari Kepulauan Nias;


1. Gowi Nifufu

 Gowi nifufu dibungkus dengan daun jati. (Foto: facebook.com/ferianus.ndraha)
Gowi nifufu dibungkus dengan daun jati. (Foto: facebook.com/ferianus.ndraha)

Gowi nifufu merupakan olahan sederhana berbahan dasar umbi, baik ubi kayu, ubi jalar, maupun talas. Umbi tersebut ditumbuk halus lalu dicampur dengan kelapa parut. Sekilas memang sangat mirip dengan penganan getuk di daerah lain.

Gowi secara bahasa berarti ubi. Nifufu berarti diremukkan. Gowi nifufu ubi yang diremukkan atau dihaluskan. Dalam Kamus Li Niha, makanan ini disebut juga gowi nitutu.


2. Harinake

 Sajian daging harinake dengan tumpeng. (Foto: facebook.com/dar.mend.9)
Sajian daging harinake dengan tumpeng. (Foto: facebook.com/dar.mend.9)

Harinake merupakan olahan daging babi cincang. Harinake biasa disajikan sebagai bentuk perhormatan mertua dalam tradisi kunjungan pertama setelah dilangsungkan pernikahan. Satu ekor babi yang disajikan kemudian dicincang sebelum akhirnya dapat dinikmati.

Selain dalam tradisi penyambutan mertua, harinake juga disajikan saat upacara adat pembagian harta. Setiap anak memberikan harinake kepada orangtua mereka disaksikan sanak famili lalu dilangsungkan pembagian harta dalam acara tersebut.

3. Kofo-kofo

 Kofo-kofo yang diolah terlebih dahulu dengan dihaluskan. (Foto: facebook.com/cristina.nehe)
Kofo-kofo yang diolah terlebih dahulu dengan dihaluskan. (Foto: facebook.com/cristina.nehe)

Kofo-kofo adalah makanan berbahan dasar ikan. Ikan terlebih dahulu dibuang bagian kulit dan durinya, dihaluskan atau ditumbuk, lalu dicampur telur dan dipadatkan, kemudian dikeringkan atau diasap. Setelah digoreng lalu diolah lagi dengan dimasak santan.

Asal makanan tradisional kofo-kofo tepatnya dari Kecamatan Pulau-pulau Batu, Kabupaten Nias Selatan. Sebuah pulau kecil di sebelah selatan Pulau Nias. Pulau ini berdekatan dengan pulau lebih besar Pulau Tanahmasa dan Tanahbala.

4. Lehedalo Nifange

 Lehedalo nifange. (Foto: facebook.com/cici.z.pink)
Lehedalo nifange. (Foto: facebook.com/cici.z.pink)

Makanan khas Nias ini berbahan utama daun talas yang diolah menjadi rendang. Lehedalo nifange disebut-sebut sebagai rendang talas. Masyarakat Nias biasa menyajikan lahedalo nifange sebagai teman menikmati sagu atau nasi.

Pengolahannya sebagai rendang menjadikan lahedalo nifange cocok dijadikan lauk. Teksturnya sangat lembut. Bumbu-bumbunya menyerap tak ubahnya pada rendang daging khas Sumbar. Tampilannya hitam mengguah selera makan.

5. Ni'owuru

  Ni'owuru daging yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin. (Foto: facebook.com/ekakss.zhend)
Ni'owuru daging yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin. (Foto: facebook.com/ekakss.zhend)

Ni'owuru yaitu olahan "ikan asin" berbagan daging. Daging asin membuatnya tahan lebih lama. Biasanya di Suku Nias, bahannya dibuat dari daging babi. Kemudian bisa juga untuk daging lain, seperti ayam, kerbau, atau sapi.

Sementara pengolahannya bisa sesuai selera seperti pengolahan daging lainnya, seperti dibakar atau dimasak tumis. Biasanya, untuk menghilangkan asin berlebih ni'owuru direbus lebih dulu hingga kadar asinnya berkurang. (*)

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Sajian Khas Mentawai, dari Makanan Pokok hingga Kuliner Ekstrem

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan