Psikolog: Orang yang Sering Flexing Cenderung Punya Masalah Self Esteem

Selasa, 28 Februari 2023 - Andreas Pranatalta

MEMAMERKAN harta atau flexing di media sosial cenderung memiliki masalah insecurity dan self esteem yang rendah. Hal tersebut disampaikan oleh pakar psikologi sosial dari Universitas Indonesia Dicky C. Pelupessy, Ph.D.

"Sebenarnya kalau kita lihat dari kacamata psikologis, di situ ada problem dengan self-esteem orang tersebut. Ada problem dengan rasa aman, rasa nyamannya, jadi ada insecurity yang kemudian dia cari kompensasinya," kata Dicky, seperti dilansir ANTARA, Sabtu (25/2).

Pada prinsipnya. lanjut Dicky, setiap manusia memiliki self yang dapat diterjemahkan sebagai kesadaran tentang diirnya menjadi penggerak dari perilaku seseorang.

Ketika kesadaran diri dan rasa penghargaan terhadap dirinya rendah, seseorang ingin mendapatkan pengakuan dan pujian bahwa dirinya lebih baik yang datang dari luar dirinya atau orang lain. Yang menjadi masalah, sebagian orang merasa bahwa flexing bisa dijadikan sebagai cara kompensasi untuk mendapatkan pengakuan tersebut.

Baca juga:

Flexing Versus Humblebragging, Dua Cara Unjuk Gigi Serupa Tapi Tak Sama

Orang Flexing Cenderung Memiliki Masalah Self Esteem
Flexing dapat menimbulkan masalah mental. (Foto: Unsplash/Brock Wegner)

"Dia berusaha mengompensasi dengan cara flexing. Dia pikir kalau, 'Saya punya harta benda yang mahal, yang mungkin tidak semua orang bisa miliki, terbatas', dia pikir itu akan membuat dia akan dinilai orang lebih baik dan lebih hebat. Kemudian nanti, 'Saya akan mendapat sehingga saya merasa aman dan nyaman'," jelas Dicky.

Jika seseorang tidak bisa berdamai dengan dirinya, maka orang tersebut akan merasa cemas terus-menerus, termasuk merasa tidak aman dan rendah diri. Jika hal ini terus ditumpuk, maka akan menimbulkan masalah psikologis.

Agar tidak terjebak dalam perilaku flexing, menurut Dicky, setidaknya ada dua hal yang dapat dilakukan dengan menerapkan counter thinking dan berpikir sejenak sebelum mengambil tindakan.

Pertama, posisikanlah diri sendiri sebagai audiens atau orang lain yang akan melihat dan merespons unggahan flexing di media sosial. Kedua, carilah cara kompensasi lain yang mungkin dapat dilakukan untuk meningkatkan harga diri selain flexing.

Baca juga:

Hindari Flexing Demi Orang Lain, Berdamailah Sama Realita Hidupmu

Orang Flexing Cenderung Memiliki Masalah Self Esteem
Beberapa orang flexing di media sosial. (Foto: Unsplash/dole777)


"Memikirkan kira-kira apa, sih, reaksi orang ketika melihat saya flexing. Apakah kemudian beneran mereka akan memuji-muji saya, membuat saya terasa lebih hebat. Ataukah kemudian sebetulnya orang biasa saja (tidak memuji)," terang Dicky.

Menurut Dicky, orang-orang terdekat juga bisa turut andil untuk menegur atau mengingatkan bahwa perilaku flexing tidak selalu berujung mendapatkan pujian dan justru akan mendapatkan cibiran dari publik.

"Kalau kita jadi orang yang kenal dekat, tidak apa-apa mengingatkan. Bahwa 'Kalau kamu memamerkan kekayaan, itu tidak lantas membuat orang terkesan, bahkan mungkin bisa jadi yang kamu dapatkan adalah cibiran. Dan mungkin orang akan menganggap itu sesuatu yang biasa saja'," tutup Dicky. (and)

Baca juga:

Mendamaikan Diri Saat Jadi Korban Momshaming Akibat Operasi Caesar

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan