Protes Penindasan Muslim Uighur, Ribuan Umat Islam Kepung Kedubes Tiongkok Siang Ini

Jumat, 27 Desember 2019 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Puluhan ribu umat Islam bakal mengepung Kedubes Tiongkok siang ini. Hal ini buntut adanya dugaan pelanggaran HAM terhadap etnis Uighur di negeri tirai bambu itu.

Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif mengklaim aksi unjuk rasa itu bakal dihadiri sekitar 10 ribu orang. Massa bakal datang dari berbagai daerah ke Jakarta untuk ikut aksi pada Jumat (27/12).

Baca Juga

Tidak Tegas Bela Muslim Uighur, Wibawa Pemerintah Indonesia Dipertanyakan

"Iya kami juga akam sholat Jumat bersama di sekitaran Kedubes," kata Slamet kepada wartawan.

Slamet mengatakan pihaknya dan beberapa ormas lain sudah memberitahu Kepolisian. Slamet mencatat setidaknya ada 48 ormas yang akan mengikuti aksi.

“Insya Allah, ada 48 (ormas) yang akan ikut masuk aksi kemanusiaan. Insya Allah dalam waktu dekat akan terus bertambah,” tuturnya

Muslim uighur dibela FPI
Minoritas muslim Uighur tengah menunaikan salat (Foto: xinhua)

Slamet juga berjanji aksi bela muslim Uighur ini akan berjalan damai karena merupakan bagian dari kegiatan kemanusiaan.

“Dan insya Allah kami semua menargetkan depan Kedubes China penuh umat yang bela saudaranya di sana,” tutup Slamet.

Ketum FPI Shobri Lubis mengatakan pihaknya mengecam dan mengutuk keras tindakan zalim China terhadap etnis Uighur. Dia berkata tindakan yang dilakukan oleh China terhadap etnis Uighur sudah sangat mengkhawatirkan dan tidak bisa lagi ditolerir.

Baca Juga

Dugaan Pelanggaran HAM Etnis Uighur, Pemerintah Indonesia Diminta Tak Diam Saja

Shobri menyampaikan perampasan hak asasi manusia umat Islam Uighur di wilayah Xianjiang sudah sangat keterlaluan. Lebih lanjut, Sobri mengaku pihaknya menerima informasi bahwa etnis Uighur di China dilarang memiliki dan membaca Alquran. Mereka, lanjut Sobri, juga mewajibkan etnis Uighur mengikuti kamp re-edukasi.

"Yang sebenarnya adalah penahanan semena-mena tanpa proses hukum yang adil sesuai standar internasional," ujarnya kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Selain itu, dia menyampaikan menerima informasi bahwa pria etnis Uighur yang mendekam di kamp re-edukasi dipaksa menerima orang asing nonmuslim untuk tinggal satu atap degan keluarga atau istrinya. Bila menolak, dia berkata pria Uighur itu akan dituduh sebagai ekatrimis radikal.

"Dan dijebloskan ke dalam kamp reedukasi yang menurut beberapa laporan LSM HAM internasional justru tempat di mana banyak penyiksaan serta pelecehan seksual terjadi," ujar Shobri.

Dalam kesempatan itu, Shobri juga menyampaikan pihaknya juga menutut pemerintah Indonesia untuk proaktif dalam membantu dan mengurusi masalah pelanggaran HAM yang menimpa etnis Uighur di Xianjiang.

ARSIP FOTO: Pria lokal berjalan melewati kendaraan lapis baja (APC) saat berpatroli di jalanan Urumqi, Wilayah Otonomi Xinjiang, China, 6 Juli 2009. ANTARA FOTO/REUTERS/David Gray/djo/nz
ARSIP FOTO: Pria lokal berjalan melewati kendaraan lapis baja (APC) saat berpatroli di jalanan Urumqi, Wilayah Otonomi Xinjiang, China, 6 Juli 2009. ANTARA FOTO/REUTERS/David Gray/djo/nz

"Ini harus serius karena ini pelanggaran HAM berat, ujar Sobri.

Sebagai negara terbesar yang dihuni umat Islam, dia berkata Indonesia berkewajiban untuk turut serta dalam menjaga ketertiban dunia. Dia meminta Indonesia tidak menolak utusan dari Uighur yang ingin meminta bantuan dari pemerintah Indonesia.

Baca Juga

FPI Kecam dan Bakal Melawan Perampasan HAM Etnis Uighur

"Ini enggak masuk diakal. Justru dengan kejadian ini (menolak Uighur) menampakkan bahwasannya pemerintah Indonesia sangat-sangat lemah dalam menangani kasus pelanggaran HAM berat yang dialami oleh jutaan orang Muslim Uighur di Xianjiang," ujarnya. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan