Proses Politik Egaliter Diharapkan Jadi Warisan Jokowi untuk Pemilu 2024
Jumat, 26 Juli 2019 -
MerahPutih.Com - Analis politik dari Universitas Indonesia Fachry Ali menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki tugas berat pasca berakhirnya kepemimpinan 2024 mendatang, yaitu membuat proses politik menjadi egaliter.
"Jokowi menjadi antitesis dari para elit, dan karena itu pasca 2024 itu harus punya kemampuan membuat proses politik menjadi egaliter tidak lagi dikuasai oleh para elite semata," kata Fachry Ali di Jakarta, Kamis (25/7).
Baca Juga: Kata Jokowi Millenial Harus Paham Bitcoin
Jokowi sepanjang karier politiknya sampai pada periode kedua jabatan presiden, telah membuktikan mampu manjadi pemimpin tanpa harus berasal dari kalangan elite politik.
Bagi pengamat politik senior ini, Presiden terpilih periode 2019-2024 itu berasal dari pengusaha kecil, namanya menanjak karena Jokowi begitu disenangi masyarakat Solo ketika menjabat wali kota.
Dalam Simposium penelitian Jokowi II, Fachry mengatakan Jokowi bukan seperti elite lain yang memiliki kendaraan partai politik besar juga tidak mempunyai kucuran dana besar.
"Dalam sejarah politik Indonesia elite yang ada itu punya latar belakang ekonomi, mereka sudah terlanjur kaya di zaman orde baru, mereka migrasi modal ke dalam dunia politik," kata Fachry Ali sebagaimana dilansir Antara.
Baca Juga: Faisal Assegaf: 80 Persen Elemen 212 Dukung Jokowi-Ma'ruf Amin
Dengan berakhirnya kepemimpinan Presiden Joko Widodo di 2024, peta pertarungan politik bisa saja kembali kepada tangan-tangan elite kalau tanpa sistem politik egaliter.
"Apa yang dilakukan Jokowi selama lima tahun dalam politik sudah banyak membantu untuk pasca 2024, namun masih diperlukan usaha mempertahankan agar model ini tetap berjalan walau Jokowi tidak lagi berkontestasi," tutupnya.(*)
Baca Juga: Tanpa Dukungan NU, Jokowi Tidak Mungkin Menang Pilpres 2019