Profil Rahayu Saraswati, Cucu Pendiri BNI dan Keponakan Prabowo yang Lepas Kursi DPR Usai Ucapan Kontroversial
Kamis, 11 September 2025 -
Merahputih.com - Politikus Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, resmi mundur dari jabatannya sebagai anggota DPR. Keputusan itu diambil setelah pernyataannya yang dinilai menyinggung kelas pekerja di Indonesia menuai kritik.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini, sempat menyebut bahwa para pencari kerja lebih baik menjadi pengusaha ketimbang bergantung pada lowongan pekerjaan. Pernyataan tersebut memicu polemik luas di masyarakat.
Latar Belakang Keluarga
Rahayu bukan sosok sembarangan. Ia merupakan keponakan Presiden Prabowo Subianto sekaligus putri pengusaha nasional Hashim Djojohadikusumo.
Ia lahir di Jakarta pada 27 Januari 1986. Kakek buyutnya, Raden Margono Djojohadikusumo, adalah pendiri Bank Negara Indonesia (BNI). Sedangkan kakeknya, Soemitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo, dikenal sebagai ekonom terkemuka.
Rahayu menikah dengan Harwendro Adityo Dewanto dan dikaruniai dua anak.
Baca juga:
Rahayu Saraswati Keponakan Prabowo Mundur dari DPR, Fraksi Gerindra Langsung Proses Mekanismenya
Pendidikan
Masa muda Rahayu banyak dihabiskan di luar negeri. Setelah lulus dari SD Tarakanita II, ia melanjutkan pendidikan SMP di United World College of South East Asia, Singapura.
Ia kemudian bersekolah di College du Léman, Swiss, sebelum menempuh studi sarjana di University of Virginia, Amerika Serikat, jurusan Classics & Drama (2002–2005).
Rahayu juga menempuh pendidikan pascasarjana di International School of Screen Acting, London (2006–2007), serta mengikuti kursus di New York Film Academy, Los Angeles.
Karier Profesional dan Sosial
Rahayu memulai karier profesionalnya pada 2008 sebagai direktur PT Arsari Duta Semesta, sekaligus komisaris PT Arsari Putra Indonesia. Tahun berikutnya, ia menjabat direktur PT Media Desa Indonesia dan PT Arsari Media Internasional.
Selain di bidang bisnis, ia aktif di isu sosial. Rahayu pernah menjadi Kepala Divisi Antiperdagangan Manusia di Yayasan Wadah Titian Harapan (2010) dan mendirikan Yayasan Parinama Astha (2012). Sementara di sektor kreatif, ia memimpin The Legacy Pictures Pte Ltd serta PT Bima Sakti Bahari.
Dunia Hiburan
Sebelum terjun ke politik, Rahayu dikenal di dunia hiburan. Ia membintangi trilogi film Merah Putih (2009) dan menjadi presenter sejumlah acara televisi, seperti Talk Indonesia dan Hot Indonesia.
Baca juga:
Aktivis Sebut Penonaktifan 5 Anggota DPR RI Bodohi Rakyat, Gaji Tetap Diterima
Karier Politik
Rahayu terpilih menjadi anggota DPR RI pada Pemilu 2014, mewakili Dapil Jawa Tengah IV. Meski gagal melenggang kembali pada periode 2019-2024, ia sukses meraih kursi DPR pada Pemilu 2024 dari Dapil DKI Jakarta III (Jakarta Utara, Jakarta Barat, Kepulauan Seribu) dengan 52.932 suara.
Di DPR, ia menjabat Wakil Ketua Komisi VII yang membidangi perindustrian, UMKM, ekonomi kreatif, pariwisata, dan publikasi. Pada 2025, ia masuk dalam daftar penerima penghargaan Fortune Indonesia 40 Under 40.
Kontroversi dan Pengunduran Diri
Rahayu mengumumkan pengunduran dirinya setelah pernyataannya dalam sebuah podcast Februari lalu menjadi kontroversi. Ucapan yang dianggap menyinggung perjuangan anak muda dalam mencari pekerjaan viral menjelang peringatan 17 Agustus 2025 dan memicu kritik luas.
Melalui akun Instagram pribadinya, Rahayu menyampaikan permintaan maaf. “Kesalahan sepenuhnya ada pada saya. Saya mohon maaf sebesar-besarnya,” ujarnya, menegaskan tidak bermaksud meremehkan upaya masyarakat yang berjuang untuk menghidupi keluarga.
Meski mundur, Rahayu berharap bisa menyelesaikan satu tugas penting, yakni pembahasan revisi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan di Komisi VII DPR.
Ia juga berkomitmen menyalurkan sisa dana aspirasi melalui bantuan alat kesehatan, pelatihan kewirausahaan, serta program pemberdayaan bagi anak muda di daerah pemilihannya. (Knu)