Presiden Jokowi: Saatnya Masyarakat Belajar, Bekerja dan Beribadah di Rumah

Minggu, 15 Maret 2020 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Presiden Jokowi menggelar konferensi pers terkait virus corona di Indonesia, Minggu (15/3). Dalam pidatonya, Kepala Negara meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panik.

"Kepada seluruh rakyat Indonesia saya harap tenang, tidak panik, tetap produktif agar penyebaran COVID-19 ini bisa kita hambat dan kita stop," ungkap Jokowi di Istana kepresidenan Bogor.

Baca Juga

Menhub Positif Corona, Presiden Jokowi Tegaskan Menteri Lainnya Tetap Kerja

Pada kesempatan yang sama, Jokowi meminta agar masyarakat Indonesia bekerja, belajar dan beribadah di rumah karena masifnya penyebaran penyakit saluran pernafasan yang disebabkan virus corona jenis baru (COVID-19).

"Dengan kondisi ini saatnya kita bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah inilah saatnya bekerja bersama-sama saling tolong menolong dan bersatu padu, gotong royong. Kita ingin ini menjadi gerakan masyarakat agar masalah COVID-19 ini tertangani dengan maksimal," ujarnya dilansir Antara.

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) disaksikan Kapolri Jendral Idham Aziz (kiri belakang) dan Presiden Direktur PT. Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin (kanan) tengah diukur suhu tubuh oleh petugas KKP Soetta saat melakukan peninjauan kesiapan Bandara dalam menghadapi COVID-19 di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (13/3/2020). Dalam kunjungannya Presiden menegaskan bahwa pengecekan pergerakan manusia di bandara Soetta sudah sangat ketat. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/hp.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) disaksikan Kapolri Jendral Idham Aziz (kiri belakang) dan Presiden Direktur PT. Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin (kanan) tengah diukur suhu tubuh oleh petugas KKP Soetta saat melakukan peninjauan kesiapan Bandara dalam menghadapi COVID-19 di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (13/3/2020). Dalam kunjungannya Presiden menegaskan bahwa pengecekan pergerakan manusia di bandara Soetta sudah sangat ketat. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/hp.

Menurut Jokowi, pemerintah sudah berkomunikasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan menggunakan protokol WHO serta berkonsultasi ahli kesehatan untuk menangani COVID-19.

"Pemerintah telah membentuk gugus tugas percepatan penanganan COVID-19. Gugus tugas ini diketuai kepala BNPB Doni Munardo. Gugus tugas ini efektif mensinergikan kekuatan kita aparatur sipil negara, TNI, Polri dan melibatkan dukungan swasta, lembaga sosial dan perguran tinggi," sambungnya

"Sebagai negara besar dan kepulauan, tingkat penyebaran COVID-19 ini derajatnya bervariasi antara yang satu dengan yang lain. Saya minta kepada seluruh gubernur, bupati, wali kota memantau seluruh daerah dan berkonsultasi dengan pakar untuk menanggulangi situasi yang ada dan berkonsultasi BNPB untuk penetapan siaga darurat atau tanggap darurat non-alam," ungkap Presiden.

Baca Juga

Pasien Positif Corona Indonesia Jadi 117 Orang

Beradasarkan status kedaruratan tersebut jajaran TNI akan terus melakukan langkah-langkah utk mengatasi penyebaran COVID-19.

"Juga membuat kebijakan belajar dari rumah bagi pelajar dan mahasiswa, sebagian ASN bisa bekerja dari rumah dengan cara 'online' dengan mengutamakan pelayanan prima dari masyarakat, menunda kegiatan yang melibatkan peserta yang banyak orangnya" tambah Presiden.

Presiden juga meminta adanya meningkatkan pelayanan pengetesan COVID-19 dan meningkatkan pengobatan dengan menggunakan RSUD dan RS swasta dan lembaga riset serta pendidikan tinggi yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan.

Update COVID-19 di dunia hingga Minggu (15/3) adalah sebanyak 156.730 kasus di 152 negara dengan jumlah kematian 5.839 dan pasien yang sudah dinyatakan sembuh menjadi 75.932 orang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan pandemi virus corona. Italia menjadi negara di luar China dengan jumlah korban terbanyak, yakni 21.157 kasus. Sementara korban meninggal di Italia pun tercatat 1.441 kematian.

Baca Juga

Cegah Corona, Anies Imbau Warga Tunda Resepsi Pernikahan

Setelah Italia, negara dengan jumlah kasus corona terbanyak berikutnya adalah Iran. Hingga hari ini, tercatat ada 12.729 pasien dengan total korban meninggal 611.

Korea Selatan menjadi negara ketiga untuk kasus infeksi corona terbanyak. Total ada 8.162 kasus dengan 75 orang meninggal dunia. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan