Presiden Jokowi Bakal Undang Kaisar Naruhito ke Indonesia
Minggu, 12 Januari 2020 -
MerahPutih.Com - Hubungan bilateral Indonesia dan Jepang sudah lama terbina mulai dari bidang diplomatik, ekonomi hingga budaya.
Secara diplomatik, Jepang dan Indonesia sudah berhubungan kurang lebih 58 tahun pasca Jepang membuka kantor kedutaan besarnya di Jakarta pada tahun 1958.
Baca Juga:
Atas dasar itu, menurut Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman di Jakarta Minggu (12/1), Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana akan mengundang Kaisar Jepang Naruhito ke Indonesia.
Lebih lanjut, menurut Fadjroel, Presiden manyampaikan undangan tersebut pada saat menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Jepang pada Jumat (10/1) di Istana Merdeka.

Kaisar Naruhito adalah julukan untuk Kaisar Naruhito yang berarti ‘era keselarasan’. Kaisar Naruhito menggantikan posisi Kaisar Akihito sejak 1 Mei 2019.
Bagi Jepang, kaisar adalah simbol negara yang mempersatukan seluruh rakyat. Walau pun kaisar tidak secara langsung mengelola kekuasaan politik pemerintahan, kaisar merupakan representasi kekuatan sosial karena menjadi pucuk tertinggi agama Shinto.
Oleh karena itu, Kaisar Jepang menjadi simbol juga dalam membangun hubungan antarnegara. Hal ini bisa dilihat pada hubungan negara Jepang dengan China dan Korea Selatan.
Hubungan mereka berubah baik ketika Kaisar Akihito menciptakan kebijakan ‘permohonan maaf’ kepada kedua negara tersebut terkait Perang Dunia II.
Kaisar Akihito sendiri sejak menjadi kaisar mendapat julukan atau gelar Kaisar Heisei yang bermakna ‘era perdamaian’.

"Kaisar Reiwa, julukan Kaisar Naruhito, atau era keselarasan nan indah juga akan menjadi simbol masyarakat Jepang dalam konteks hubungan-hubungan internasional, " kata Fadjroel.
Presiden Jokowi pun memiliki konsep yang serupa, yaitu keselarasan seluruh komponen bangsa untuk mencapai Indonesia.
Fadjroel sebagaimana dilansir Antara mengungkapkan bahwa undangan Presiden Joko Widodo kepada Kaisar Naruhito adalah proses penting bagaimana konsep politik Indonesia dan simbol Negara Jepang yang berlandaskan pada keselarasan (harmoni) bertemu.
Baca Juga:
Bertemunya dua ‘keselarasan’ Indonesia dan Jepang memberi dampak konstruktif antara lain:
1. Semakin erat kepercayaan antarkedua negara untuk bekerja sama pada banyak bidang strategis untuk kebaikan masyarakat.
2. Penguatan jaringan kerja sama diplomasi global berdasar konsep keselarasan, yaitu saling kerjasama dan peduli, yang dibutuhkan untuk menghadapi krisis global.
3. Terbentuk simbol kekariban lintas negara dengan agama berbeda yang hidup berdampingan secara damai.
Pada dasarnya Presiden Jokowi saat ini aktif membangun kerja sama internasional agar kondisi stabilitas politik yang baik dan segala potensi Indonesia mampu dioptimalkan dalam mencapai Indonesia Maju.(*)
Baca Juga:
Cerita Wapres Ma'ruf Amin ketika Jokowi Mengujinya di Hari Pertama Kerja