PLN Dinilai Tidak Transparan Operasikan Kapal Listrik
Minggu, 17 Januari 2016 -
MerahPutih Bisnis - PT PLN (Persero) akhirnya menyewa empat Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) selama lima tahun kedepan dengan kapasitas 120 Megawatt (MW).
Kapal bernama Karadeniz Powership Zeynep Sultan yang didatangkan dari Turki itu bertujuan untuk mengatasi krisis listrik yang kerap terjadi ditanah air. Alih-alih mendapatkan respon positif, hal tersebut justru dinilai tidak transparan oleh Pengamat Energi Ferdinand Hutahaean.
"Kita sebagai pemerhati tidak mendapatkan pencerahan soal harga sewanya. Apkah benar lebih murah atau tidak, lalu operasionalnya seperti apa, hingga sistem penyalurannya," ujar Ferdinand dalam sebuah diskusi publik bertema "Efektivitas dan efisiensi kapal listrik," di Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Minggu, (17/1).
Ferdinand juga menyoroti, ihwal perbedaan produksi listrik dengan mengunakan kapal ditengah laut dan produksi listrik yang diproduksi di darat.
Menurut Ferdinand, produksi listrik yang dibuat ditengah laut dengan menggunakan kapal akan membutuhkan lebih banyak Bahan Bakar Minyak (BBM) agar tidak terjadi guncangan. Sebab jika terlalu sering tejadi guncangan. Maka akan percuma saja bahkan terkesan jauh lebih mahal.
Ferdinand juga mempertanyakan ihwal pengakuan dari PLN yang menyebut bahwa dengan menggunakan Kapal Pembngkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) lebih murah.
"Apakah benar ini lebih murah, apakah Rp1.800 itu sudah semuanya ?," cetus pria yang saat itu mengenakan pakaian putih.
Ditempat yang sama, Direktur Bisnis Regional PLN Amir Rosidin pun menjawabnya dengan penuh energik dan kepercayaan diri.
"Yang Rp1.800 iu sudah include dengan semuanya. Bahkan dengan dioperasikannya kapal listrik ini PLN bisa menghemat sekitar Rp1,5 triliun setiap tahunnya," tutup Amir.(rfd)
BACA JUGA:
- DPR Minta Divestasi Freeport Tidak Dipolitisasi
- Sudirman Said: Setya Novanto Tak Patut Bertemu PT Freeport Indonesia
- Divestasi Saham PT Freeport jadi Perdebatan Sengit Di DPR
- Polemik PT Freeport Pengalihan Isu Kewajiban Divestasi Saham
- PT Freeport Rekam Pembicaraan dengan Setya Novanto, Maroef Sjamsoeddin Terancam