Pintu Hadirkan Crypto Museum di Festival Crypto Terbesar di Asia
Jumat, 22 Agustus 2025 -
Merahputih.com - PT Pintu Kemana Saja (Pintu) kembali berpartisipasi dalam ajang tahunan komunitas kripto terbesar di Asia, Coinfest Asia 2025. Dalam acara ini, Pintu menghadirkan serangkaian kegiatan menarik seperti Crypto Museum, Pintu Futures Live Trading Competition, Media gathering hingga Satoshi Sunset Party.
Menurut CMO PINTU Timothius Martin menyebut Posisi Indonesia di peta crypto global dari sisi regulasi sangat maju dan bahkan bisa menjadi yang terbaik di Asia dan berpotensi jadi role model di global.
"Adanya bursa kripto CFX, lembaga kustodian dan kliring meningkatkan keamanan bagi user crypto Indonesia," ujar Timothius, Jumat (22/8).
Baca juga:
Di tengah peta adopsi crypto global dan kondisi pasar crypto Indonesia yang kondusif, Pintu juga mencatat performa positif dengan telah diunduh lebih dari 10 juta kali pada Juli 2025, dengan Monthly Trade User (MTU) yang mencapai angka tertinggi sejak 2021 di bulan yang sama.
"Produk Pintu Futures mencatatkan peningkatan bulanan lebih dari 170% untuk perdagangan derivatif kripto, membuktikan posisinya sebagai aplikasi utama bagi masyarakat Indonesia untuk berinvestasi dan melakukan trading aset kripto," jelas dia.
Sementara itu, Co-Founder & CEO IDRX Nathanael Christian menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat (AS).
Baca juga:
Lebih dari 99% investor kripto menggunakan dolar AS backed by stablecoin. Hal ini secara tidak sadar telah menaruh uang rupiah di US Treasury di AS.
"sama saja uang rupiah kita keluar dari negara Indonesia. Kita harus segera menyikapi ini bersama-sama regulator dan pelaku usaha seperti Pintu untuk memformulasikan dan kita bisa mulai menggunakan mata uang rupiah untuk setiap aktivitas kripto di Indonesia," ucap Christian.
Febi Mettasari, Female Web3 Developer berharap komunitas dan developer Web3 di Indonesia menjadi wadah yang membantu user untuk bisa mengenal crypto dan Web3. Namun memang yang paling laku adalah trading community karena masih fokus pada use case trading.
"Padahal banyak komunitas di luar trading seperti developer dan builders community yang semakin berkembang di Indonesia. Saya berharap keduanya bisa balance agar masyarakat Indonesia bukan hanya tahu tentang trading tapi bisa memahami penggunaan blockchain untuk hal lainnya. Bagi developer juga butuh dukungan regulasi agar Indonesia tidak ketinggalan dalam kompetisi adopsi Web3 secara global," ucap dia;