Pertunjukan Seni Akbar Reog Ponorogo yang Dahulu Ditakuti Penjajah
Kamis, 03 Oktober 2024 -
Merahputih.com - Reog Ponorogo merupakan pertunjukan kesenian besar yang melibatkan massa yang banyak. Pertunjukan seni peran dan tari ini mengandung makna mendalam sampai pernah dilarang tampil saat masa penjajahan.
Dilansir dari laman Gramedia, Reog Ponorogo mulanya disebut dengan nama 'Barongan', dibawa oleh Ki Ageng Suryongalam yang berasal dari Bali. Sehingga beberapa detail dari kesenian mirip dengan kesenian barong di Bali.
Adapun Reog Diponorogo khas Jawa Timur ini disebut berkembang sejak zaman kerajaan. Di mana menceritakan kisah perang antara kerajaan Kediri dengan Ponorogo. Masalahnya muncul akibat Singabarong (Raja Kediri) tidak merestui putrinya Dewi Ragil Kuning untuk dilamaar Klono Sewandono (Raja Ponorogo).
Selain itu, ada klaim veris lain menandai kemunculan Reog Diponorogo konon tokoh legendaris dari zaman Majapahit, Dewi Songgolangit memiliki kekuatan gaib yang luar biasa.
Baca juga:
Diceritakan, Dewi Songgolangit berhasil membuat seorang Pangeran Kelana Sewandana jatuh hati dan ia ingin mempersunting Dewi Songgolangit.
Namun ada prasyarat untuk melamar sang putri, pangeran harus membuat sebuah tontonan menarik berupa tarian yang belum pernah ada sebelumnya, dengan barisan kuda kembar berjumlah seratus empat puluh ekor dan binatang berkepala dua.
Pengeran Kelana melalui bantuan seorang warok sakti Ki Ageng Kutu, berhasil menciptakan tarian Reog dengan topeng Singo Barong sebagai binatang berkepala dua.
Pada intinya, apapun versi Reog Ponorogo ini pada dasar berpusar pada tokoh Kelana Sewandana. Ia adalah seorang pangeran yang penuh petualangan dan keberanian. Ia diceritakan melakukan perjalanan untuk mencari ilmu kealamian dan spiritualitas yang tinggi.
Baca juga:
Dalam Tari Reog, Kelana Sewandana sering dihadirkan sebagai tokoh sentral yang muncul dalam pertunjukan. Penampilannya dalam tarian ini sering kali menjadi bagian dari cerita yang menggambarkan perjalanan pangeran tersebut.
Karakter Kelana Sewandana juga punya kemampuan tak kasat mata untuk dapat berhubungan dengan unsur-unsur mistis dan penuh keberanian yang melibatkan makhluk-makhluk gaib seperti Singa Barong, dan tokoh-tokoh lainnya yang ikut dalam pertunjukan Reog
Selain berpusat pada sosok Kelana Sewandana, di pertunjukan Reog Ponorogo ini terdapat empat tokoh utama penting lainnya, yakni barongan, jathil, warok san Bujang Ganong.
Mereka akan memainkan perannya masing-masing dengan karajter pembawannya yang sudah dilakukan sebelumnya akhirnya menuju pertunjukan akhir aksi reog ponorogo itu sendiri.
Dalam melakukan pertunjukannya, para karakter di Reog Ponorogo dengan bunyian musik dibawakan dengan alat musik tradisional seperi sarin, kendhang, kening, bonang, gong hingga terompet.
Baca juga:
Kini, pertunjukan Reog Ponorogo bisa disaksikan masif dimana pun, kapan pun sebab tidak adanya pengawasan ketat terhadap perayaan budaya lokal ini. Berbeda dengan dahulu, ketika Indonesia dijajah Belanda sangat tidak suka adanya pertunjukan Reog Ponorogo.
Alasannya, mereka takut aksi budaya ini dapat memicu mobilisasi massa untuk pemberontakan. Eksistensinya yang mengandung nilai-nilai historis, filosofis, religious, kreatif, dan edukatif menjadikan reog sebagai hiburan rakyat yang legendaris.
Pada 2023 kesenian Reog Ponorogo dikonfirmasi masuk ke dalam list ke-39 sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO. (Tka)