Permainan Bersifat Aktif Sangat Ideal Bagi Anak
Senin, 08 November 2021 -
PERMAINAN yang ideal untuk anak harus bersifat aktif, baik secara fisik maupun motorik. Hal itu dipaparkan oleh Psikolog klinis dan keluarga dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Pritta Tyas Mangestuti.
Pritta menuturkan bahwa inti penting bermain yakni membuat anak bergerak secara fisik serta aktif untuk berpikir. Apabila obyek atau mainannya yang lebih aktif dan menjadikan pasif, lebih baik dihindari.
Baca Juga:
"Permainan yang ideal yakni yang membuat anak aktif, bukan malah mainannya yang aktif anaknya pasif. Bermain itu melibatkan fisiknya dia, berpikir dan bergerak," tutur Pritta, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Agar anak mengekspresikan emosi dan imajinasinya, orang tua perlu memiliki sudut pandang seperti anak-anak. Bila tidak, orang tua dan anak akan kesulitan untuk melakukan permainan bersama.
Menurut Pritta, orang tua kadang tidak bisa melihat artinya mainan untuk anak. Seperti halnya sang anak melompat-lompat atau menirukan suara tertentu. Orang tua yang tidak mau mengerti akan bilang 'ngapain sih?'.
"Gerakan-gerakan ini sangat berarti buat dia. Terus bermain ini kalau semakin sederhana alatnya, bisa menstimulasi anak untuk membuat imajinasinya dia menjadi nyata jadi simbol buat dia, ada kan anak yang suka main dengan peralatan dapur," ujarnya.
Baca Juga:
Selain itu, Pritta juga menjelaskan ide bermain dengan anak, bisa disesuaikan berdasarkan tahap perkembangannya. Terpenting, orang tua harus membiarkan anak untuk memilih permainan.

Kemudian, sebisa mungkin para orangtua tidak memaksakan sang anak harus bermain maianan tertentu karena sedang tren, atau membuat anak memiliki bakat tertentu.
"Untuk menentukan ide bermain adalah amati dulu anaknya, jangan terlalu banyak memasukkan agenda kita nanti jadi belajar bukan bermain. Kalau dia lagi ingin role play ya kita ikuti, kalau dia senang lari-lari berarti kebutuhannya ingin lebih banyak gerak," jelas Pritta.
Bagi Pritta, orang tua pun harus menikmati momen ketika bermain dengan anak. Apabila orangtua acuh tak acuh bermain, maka anak pun akan merasa bahwa bermain bukanlah hal yang menarik.
Pritta berpesan bila bermain sama anak, nikmati saja prosesnya, dan jangan diagendakan harus ini harus itu. Sebab, bermain merupakan inisiatif dari sang anak. (ryn)
Baca Juga: