Perayaan Hadirnya Kehidupan Baru dalam Tradisi Mamoholi

Minggu, 15 Januari 2023 - P Suryo R

KELAHIRAN bayi menjadi momen penting dalam kehidupan suatu masyarakat adat maupun modern. Dengan tradisi masing-masing kita semua merayakan kedatangan manusia baru ke dunia. Masyarakat adat Toba melakukan penyambutan kelahiran bayi dalam tradisi mamoholi.

Tradisi itu juga disebut manomu-nomu yang maksudnya adalah menyambut kedatangan, kelahiran bayi yang dinanti-nantikan. Selain itu, dikenal istilah lain untuk tradisi ini sebagai mamboan aek ni unte yang secara khusus digunakan bagi kunjungan dari keluarga hulahula atau tulang.

Baca Juga:

Mengintip Tradisi Pemberian Nama Anak 'Medak Api'

bayi
Seorang ibu yang baru melahirkan di kampung halaman memerlukan istirahat paling tidak 10 hari. (Pexels/Laura Garcia)

Pada hakikatnya tradisi mamoholi adalah sebuah bentuk nyata dari kehidupan masyarakat Batak tradisional di bona pasogit yang saling tolong-menolong atau masiurupan. Bersama-sama, masyarakat adat menolong keluarga yang baru saja dikaruniai anak.

Seorang ibu yang baru melahirkan di kampung halaman memerlukan istirahat paling tidak 10 hari sebelum dia mampu mempersiapkan makanannya sendiri. Selain itu, ibu itu masih harus berbaring di dekat tungku dapur untuk menghangatkan badannya. Di sisi lain, dia perlu makanan yang cukup bergizi untuk menjamin kelancaran air susu ibu atau ASI bagi bayinya.

Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu, maka saudara-saudara sekampung akan secara bergantian dari hari ke hari berikutnya mempersiapkan makanan bagi si ibu berupa nasi, lauk daging ayam atau ikan yang disebut na tinombur. Ada pula jenis sayuran yang dipercaya membantu menambah produksi ASI, seperti bangun-bangun dan lain-lain.

Selain menyajikan makanan yang siap disantap, ada juga keluarga-keluarga yang membawa bahan makanan dalam bentuk mentah seperti beras, ayam hidup, ikan hidup dan yang lebih mentah lagi dalam bentuk uang.

Baca Juga:

Ngebuyu, Upacara Menyambut Kelahiran Bayi di Lampung Pesisir

bayi
Kunjungan pihak hulahula atau tulang untuk menyatakan sukacita dan rasa syukur mereka atas kelahiran cucu. (Wikipedia)

Dengan demikian, paling sedikit untuk dua atau tiga bulan berikutnya si ibu yang baru melahirkan itu tidak perlu khawatir akan makanan yang ia butuhkan untuk merawat bayinya sebaik-baiknya sampai ia kuat untuk melakukan tugas-tugas kesehariannya.

Kunjungan pihak hulahula atau tulang untuk menyatakan sukacita dan rasa syukur mereka atas kelahiran cucu itu menjadi istimewa. Mungkin mereka akan datang beberapa hari setelah kelahiran bayi itu dalam rombongan lima atau enam keluarga yang masing-masing mempersiapkan makanan bawaannya, sehingga dapat dibayangkan berapa banyak makanan yang tersedia sekaligus.

Untuk menyambut dan menghormati kunjungan hulahula itu maka tuan rumah pun mengundang seluruh keluarga sekampungnya untuk bersama-sama menikmati makanan yang dibawa oleh rombongan.

Setelah makan bersama, anggota rombongan hulahula akan menyampaikan kata-kata doa restu semoga si bayi yang baru lahir itu sehat-sehat, cepat besar dan dikemudian hari juga diikuti oleh adik-adik laki-laki maupun perempuan. (aru)

Baca Juga:

Sepasaran, Tradisi Jawa untuk Menyambut Kelahiran Bayi

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan