Penutupan Rupiah Akhir Pekan Diprediksi Anjlok Dipicu Pidato Hawkish The Fed

Jumat, 10 Januari 2025 - Wisnu Cipto

MerahPutih.com - Kurs rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Jumat pagi menguat 4 poin atau 0,02 persen menjadi Rp 16.213 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.217 per dolar AS.

Namun, penguatan rupiah pagi tadi itu diprediksi tidak akan berlangsung lama. Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong memperkirakan nilai tukar rupiah akan berkonsolidasi dengan kecenderungan melemah terbatas terhadap dolar AS karena pidato hawkish dari beberapa pejabat Federal Reserve (The Fed) semalam.

“Rupiah akan berkonsolidasi dengan kecenderungan melemah terbatas terhadap dolar AS yang masih bertahan cukup tinggi didukung oleh pidato hawkish dari beberapa pejabat The Fed semalam,” kata Lukman di Jakarta, Jumat (10/1).

Baca juga:

Rupiah Terus Tertekan, BI Diharapkan untuk Tahan Suku Bunga

Dalam pidatonya, sejumlah pejabat The Fed menyampaikan suku bunga belum saatnya diturunkan, dan bukan menjadi prioritas. Alasan mereka memberikan pernyataan itu adalah angka inflasi masih tinggi, ekonomi AS yang masih kuat, serta kekhawatiran kebijakan tarif dari Presiden AS terpilih Donald Trump yang bisa memicu inflasi.

Kendati begitu, Lukman melihat investor masih cenderung wait and see atas data tenaga kerja AS, Non Farm Payrolls (NFP), yang akan dirilis malam ini. “ADP menunjukkan penambahan pekerjaan sebanyak 122 ribu, lebih rendah dari perkiraan 140 ribu,” ungkap dia, dikutip Antara.

Lukman menilai sentimen utama terhadap kurs rupiah pada hari ini berasal dari dolar AS, buka dari pengaruh kondisi data ekonomi dalam negeri di Indonesia. Dia juga memprediksi kurs rupiah akhir pekan ini akan ditutup melemah dibanding pagi tadi. ”Nilai tukar rupiah diperkirakan Rp 16.150-Rp 16.250,” tandasnya. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan