Pentingnya Layanan Kurban Berbasis Digital di Masa Pandemi
Rabu, 14 Juli 2021 -
DI MASA pandemi Virus COVID-19, pola perilaku masyarakat beradaptasi dari ranah luring menjadi daring. Hal itu dilakukan untuk menjaga jarak, agar terhindar dari paparan Virus COVID-19.
Mengenai hal itu, Ketua Yayasan Pengurus Dompet Dhuafa, Nasyith Majidi, mengatakan pentingnya menyediakan layanan berbasis digital untuk memenuhi pola perilaku masyarakat tersebut.
Baca Juga:
"Dalam situasi pandemi yang belum selesai kapan ujungnya ini, kami kemudian fokus ke digitalisasi. Sebelumnya, kami hanya antisipasi tren kedepan bahwa semuanya akan melalui sosial media dan digital," ucap Nasyith, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Nasyith juga menambahkan, bahwa pihaknya tidak menyangka, saat pandemi banyak masyarakat yang lebih memilih keseluruhan transaksi digital.
Selain itu, Nasyith menjelaskan bahwa terjadi tren yang menarik, terkait aktivitas kurban di ruang digital Dompet Dhuafa. Dia menuturkan, bahwa sepanjang 2019-2020, tercatat peningkatan partisipasi masyarakat untuk berkurban, lewat layanan digital Dompet Dhuafa sebesar 50,66 persen.
"Saya menduga ini adalah efek pandemi yang di tahun 2020 mungkin belum dirasakan sedalam di tahun keduanya. Untuk 2021, saya belum bisa prediksi untuk terlalu optimis, karena kemampuan ekonomi (masyarakat) berkurang, dan ekonomi makro kita terdampak luar biasa," paparnya.
Sementara itu, di sisi lain, H. Nur Efendi, CEO Rumah Zakat menjelaskan, bahwa selain pendekatan digital, pelaku bisnis ini pun bisa mengolah daging kurban menjadi produk lain yang bisa diberikan.
Menurutnya, Rumah Zakat mempunyai sejumlah produk olahan favorit, seperti Superqurban, berupa kornet dan rendang kemasan olahan daging kurban, yang didistribusikan ke seluruh Indonesia. Olahan itu dibuat berdasarkan alasan tersendiri.
"Daging kurban hanya memiliki daya tahan 3 hari, ini menjadi potensi luar biasa. Maka kemudian kita merilis produk Superqurban," tutur Nur Efendi.
Sedikit informasi, Superqurban merupakan program optimalisasi kurban, dengan mengelola serta mengemas daging menjadi cadangan pangan serta protein hewani dalam bentuk kornet dan rendang.
Baca Juga:
Jeli Memilih Hewan Kurban, Pastikan Kesehatannya Sebelum Membeli

Selain itu, distribusinya pun bisa sepanjang tahun, menjangkau pelosok, bisa masuk ke daerah rawan pangan, serta pengungsi di wilayah yang terkena bencana.
Terkait hal tersebut, Rumah Zakat pun menggunakan sejumlah cara untuk mengoptimalisasi programnya, seperti halnya strategi digital network, people network dan physical network.
Salah satu upayanya yakni dengan cara berkolaborasi bersama LSM, Majlis Ta'lim, stakeholder, serta komunitas untuk menjaga ketahanan pangan.
Senada dengan Nur Efendi, Direktur Ekskutif Wakaf Salman ITB, Khirzan Noe'man, memaparkan bahwa pihaknya menggunakan Omni Channel untuk memasarkan layanan Wakaf Salman.
"Kami juga gunakan omni channel website, kelihatannya memang besar sekali untuk yang kurban. Transaksi terus berjalan termasuk layanan yang menjadi fokus kami yaitu wakaf," jelas Salman.
Lalu, Salman juga menambahkan, bahwa dia melihat pangsa pasar serta adanya segmentasi. Karena itu, pihaknya menyediakan layanan kurban sekaligus berwakaf. (Ryn)
Baca Juga: